Orang Indonesia Pilih Beli BlackBerry Passport di Singapura

'Di Singapura, stok BlackBerry Passport sampai habis. Ternyata, penyebabnya banyak orang Indonesia yang beli di Singapura'

oleh Denny Mahardy diperbarui 12 Nov 2014, 12:57 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2014, 12:57 WIB
BlackBerry Passport (cnet.com)
cnet.com

Liputan6.com, Jakarta - BlackBerry Passport telah resmi diluncurkan di Tanah Air. Smartphone premium terbaru dari BlackBerry itu diklaim memiliki keunikan yang membuat perusahaan optimistis soal penerimaannya di pasar ponsel Indonesia.

"Di Singapura, stok BlackBerry Passport itu sampai habis dan mereka kekurangan. Ternyata, penyebabnya banyak orang Indonesia yang beli di Singapura karena di sana lebih cepat rilisnya," ungkap Ardo Fadhola, Senior Country Product Manager BlackBerry South East Asia di Jakarta.

Ia juga melanjutkan, sebelum meluncur secara resmi di pasar Indonesia, handset BlackBerry Passport telah beredar di black market. Tingginya minat pengguna yang tak sabar menantikannya secara resmi membuat jumlah produk berdesain kotak itu cukup diminati di pasar gelap.

"Di black market katanya ramai yang beli BlackBerry Passport. Kita harapkan ketika hadir secara resmi, handset baru dari BlackBerry ini bakalan disambut baik oleh pasar Indonesia," imbuh Ardo bernada optimis.

Ungkapan bernada optimis juga dinyatakan Sivadas Ramadas, Head of Enterprise Solution BlackBerry South East Asia. "Kita harapkan bisa memberikan cashflow positif di laporan keuangan perusahaan pada akhir tahun ini," ungkap Sivadas.

BlackBerry Passport dibanderol seharga Rp 9,6 jutaan dengan mengusung layar 4,5 inci beresolusi 1440 x 1440 piksel dan ditopang prosesor quad-core Snapdragon 801 2,2 GHz dipadu RAM 3 GB. Sedangkan kapasitas penyimpanan internalnya seluas 32 GB yang bisa diekspansi via kartu microSD.

Perusahaan asal Kanada itu disebutkan tengah berusaha bangkit di pasar smartphone dunia setelah terpuruk akibat persaingan melawan handset bertenaga Android maupun iPhone. Di Indonesia, menurut lembaga riset IDC pangsa pasar BlackBerry tersisa tinggal 3% di semester pertama 2014, melorot drastis dari 43% di akhir tahun 2011.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya