Migme Incar 20 Juta Pengguna di 2015

Serangkaian strategi pun telah merekas siapkan, termasuk bekerjasama dengan operator dan memperbanyak konten.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Apr 2015, 10:05 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 10:05 WIB
Lepas mig33, migme Optimis Bisa Lebih Sukses
migme Limited (migme) optimis dengan brand baru pihaknya bisa memikat hati pra pengguna, berkat tampilan dan fitur-fitur baru.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan media sosial Migme berambisi memiliki 20 juta pengguna aktif bulanan pada tahun ini. Serangkaian strategi pun telah merekas siapkan, termasuk bekerjasama dengan operator dan memperbanyak konten.

Jika masih ada yang asing dengan Migme, layanan ini sebelumnya dikenal dengan nama Mig33. Sayangnya Mig33 meredup beberapa tahun belakangan seiring ketatnya persaingan media sosial, hingga akhirnya kembali memulai langkah baru dengan nama Migme.

Managing Director Migme Indonesia, Windiaprana Ramelan, optimis Migme akan kembali meraih sukses di Tanah Air. Bahkan dia yakin pertumbuhan pengguna aktif bulanan akan mencapai 100 persen.

"Target kami pengguna aktif bulanan tahun ini mencapai 20 juta. Tak hanya itu, kami juga yakin interaksi yang terjadi dalam layanan Migme juga akan terus tumbuh," tutur Windiaprana di kantor pusat Indosat.

Untuk mencapai target, Migme telah memiliki serangkaian strategi. Seperti bekerjasama dengan Indosat untuk menyediakan layanan e-money di Migme sehingga pengguna bisa melakukan top up Migme credit yang bisa digunakan untuk membeli virtual gift, stiker dan ikon bergambar. selain itu, Migme juga akan terus membuat gebrakan lain yang dapat menarik perhatian pengguna atau calon pengguna.

"Salah satu contoh gebrakan berbeda di Migme terjadi beberapa waktu lalu, saat salah satu anggota Slank mengumumkan keinginannya berhenti merokok di Migme," ungkapnya.

Ia pun optimis Migme akan terus mengalami pertumbuhan, terutama di Tanah Air. Diungkapkan Windiaprana, Indonesia adalah negara dengan pengguna Migme terbanyak.

"Fokus Migme saat ini ada di beberapa wilayah yaitu Asia Tenggara, Afrika Selatan, Timur Tengah dan Afrika. Dari seluruh negara di wilayah itu, Indonesia saat ini adalah yang paling besar dengan kontribusi 50 persen dari total pengguna atau sekira 5 juta," ungkap Windiaprana.

(din/dhi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya