Facebook Meneliti Kebiasaan Remaja Indonesia

Ditemukan bahwa remaja Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok Generasi Millenial yaitu Hyper-Connected, Architects, dan Explorers.

oleh Iskandar diperbarui 23 Jul 2015, 18:21 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2015, 18:21 WIB
Facebook Meneliti Kebiasaan Remaja Indonesia
Ditemukan bahwa remaja Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok Generasi Millenial yaitu Hyper-Connected, Architects, dan Explorers.

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan Crowd DNA untuk Facebook di 2014, pada 11.000 remaja dari 13 negara, termasuk Indonesia ditemukan bahwa remaja Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok Generasi Millenial yaitu Hyper-Connected, Architects, dan Explorers.

Generasi Millenial sendiri adalah generasi yang selalu dicari dan didambakan oleh para pemasar dan brand karena generasi ini selalu terhubung, berubah-ubah tetapi memberi pengaruh sebagai penentu tren yang dapat membuat atau menghancurkan brand.

Kehidupan generasi Hyper-Connected (usia 13-15 tahun) berkisar antara keluarga dan teman-teman, dan teknologi terjalin dalam setiap bidang tunggal kehidupan mereka. Kelompok ini menempatkan nilai tertinggi pada media sosial dan perannya dalam kehidupan mereka.

Sementara kelompok Architects (usia 16-19 tahun) adalah kelompok yang bergairah tentang pendidikan dan mulai berpikir tentang masa depan dan tujuan hidup mereka. Mereka adalah kelompok yang paling terbuka untuk berbagi rincian kehidupan sehari-hari mereka.

Generasi Millenial: Hyper-Connected, Architects, dan Explorers (facebook.com)

Sedangkan Explorers (usia 20-24 tahun) yang menggunakan teknologi lebih dari sekedar sarana untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, tetapi juga sebagai jalan untuk belajar tentang penyebab dan budaya global saat mereka memasuki usia dewasa. Mereka paling terlibat dengan brand dan konten dari brand.

Berdasarkan siaran pers yang kami terima, Kamis (23/7/2015), remaja pada usia 13-24 tahun sangat menghargai individualitas dan nilai personal.

Brand dan pemasar harus belajar untuk memanfaatkan individualitas ini, mengidentifikasi mereka dan belajar untuk dapat berbicara dengan bahasa yang sama.

(isk/dhi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya