Bingung Pilih Layanan Cloud? Coba Cek Dulu di Sini

Keamanan yang ditawarkan layanan komputasi awan dapat dilihat di sini

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Agu 2015, 08:52 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2015, 08:52 WIB
Cloud Storage
Ilustrasi (Sumber : Cloudpro.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya penyedia layanan penyimpanan berbasis komputasi awan atau cloud service membuat pengguna terkadang bingung untuk memilih.

Terlebih, kesemuanya sama-sama mengklaim menawarkan layanan cloud yang aman. Namun, nyatanya tidak semua pengguna benar-benar mengerti fitur keamanan yang ditawarkan.

Berikut kami berikan sedikit informasi mengenai keamanan yang ditawarkan masing-masing layanan seperti yang dikutip dari laman Alpr.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dropbox

Dropbox
Dropbox (Sumber : thenextweb.com)

Fitur keamanan yang ditawarkan Dropbox dapat dikatakan cukup kuat. Dengan pilihan two-step verification (via SMS atau One Time Password) di halaman depan, hal ini menjamin sistem keaman berlapis bagi pengguna.

Sama seperti layanan komputasi lain, pihak Dropbox juga tidak bisa dan tidak diperkenankan melihat isi dari file yang Anda simpa. Namun, mereka diperbolehkan untuk mengakses metadata file-file Anda untuk keperluan perbaikan permasalahan teknik yang mungkin muncul.

Akan tetapi, Dropbox secara tegas dan terbuka menyatakan bahwa beberapa pegawai khusus mereka dapat mengakses data yang disimpan jika dibutuhkan untuk alasan legal yang jelas.

Data yang tersimpan pada layanan cloud Dropbox dienskripsi dengan Secure Sockets Layer (SSL) dan sisanya menggunakan enskripsi AES-256-bit yang kuncinya dikuasai dan dijamin oleh Dropbox.


iCloud

iCloud
iCloud (Sumber : 9to5mac.com)

Apple dikenal memiliki reputasi yang baik dari segi keamanan terkait perangkatnya, namun bagaimana dengan layanan komputasi awan miliknya?

Pada layanan iCloud, semua data pengguna yang transit dan disimpan di server akan dienskripsi menggunakan SSL. Apple menggunakan AES 128-bit yang sebenarnya dianggap kurang menjamin keamanan.

Apple sendiri sebenarnya menggunakan enkripsi 256-bit, namun penggunaannya hanya diterapkan untuk iCloud keychain (digunakan untuk menyimpan dan meneruskan password serta data kartu kredit).

Kunci enskripsi iCloud keychain dibuat di masing-masing perangkat pengguna dan Apple tidak bisa mengaksesnya. Apple bahkan menjamin, tidak ada yang bisa mengakses material inti untuk deskripsi kunci data iCloud keychain milik pengguna.

Apple juga menyediakan token keamanan yang bisa digunakan saat mengakses iCloud dari aplikasi Apple lainnya. Tak ketinggalan, disediakan pula opsi two-step-verification melalui SMS atau perangkat yang dipercaya.


Google Drive

Google Drive
Google Drive (Sumber : theinquirer.net)

Google Drive menggunakan akun Google yang sama dengan Gmail. Hal ini menyebabkan banyak pihak meragukan kualitas keamanannya. Penggunaan satu akun untuk mengakses banyak layanan bertumpu pada pemilihan password yang dipilih oleh pengguna.

Google sendiri saat ini telah menggunakan HTTPS di semua layanannya. Serta telah mengimplementasikan 'pengukuran internal' untuk melihat aktvitas potensi akun yang masuk.

Google Drive juga menawarkan two-step verification seperti layanan lainnya. Untuk data yang akan disimpan di Google Drive akan transit terlebih dulu dan dienskripsikan menggunakan SSL AES 128-bit.


OneDrive

OneDrive
OneDrive (sumber : Mashable.com)

Kekhawatiran publik terhadap keamanan OneDrive sebenarnya lebih pada user-error, yakni kesalahan pada pengaturan file yang dapat dibagi ke pengguna lain dan pemilihan password yang kurang aman.

Sebenarnya, pada OneDrive file yang Anda simpan tidak akan secara otomatis dibagi ke orang lain kecuali pengguna meletakkannya di folder Publik atau memang memilih opsi untuk membaginya.

Sama seperti iCloud, Microsoft memiliki hak untuk memindai data pengguna yang dianggap 'konten tidak pantas' sehingga file dan akun pengguna dapat dihapus.

Untuk pengguna OneDrive for Business mulai akhir tahun kemarin Microsoft memperkenalkan enskripsi per-file dengan kunci unik. Ini artinya, bila satu kunci dapat ditembus hacker, maka hacker hanya dapat mengakses satu file saja, tidak menyeluruh.

Semua pengguna OneDrive juga dapat menggunakan akses two-step verification yang memberikan perlindungan lebih melalui One Time Code atau SMS.

(dam/dhi)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya