Curhat Direksi Tri Indonesia, Kok Gak Gembar-gembor Layanan 4G?

Tanpa gembar-gembor, operator seluler Tri baru saja merilis layanan 4G di enam kota di Indonesia.

oleh Corry Anestia diperbarui 30 Mar 2016, 16:33 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 16:33 WIB
Tri Indonesia
(ki-ka) Muhammad Buldansyah, Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia dan Chief Sales & Marketing Officer Tri Indonesia, Dolly Susanto saat sesi wawancara khusus di kantor Liputan6.com di Jakarta, Jumat (12/2/2016)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan 4G sejatinya sudah mulai dikomersialkan operator seluler sejak akhir 2014. Kala itu Telkomsel, Indosat, dan XL meluncurkan 4G di frekuensi 900 MHz.

Namun, layanan 4G di 900 MHz dinilai kurang optimal ketimbang di 1.800 MHz. Tiga operator tersebut pun lebih memilih menunggu pemerintah membuka teknologi netral di 1.800 MHz.

Pada akhirnya, ketiganya mengomersialkan layanan tersebut sejak pertengahan 2015, lengkap dengan sejumlah kampanye besar agar pengguna mau pindah dari 2G ke 4G atau dari 3G ke 4G.

Menariknya, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) seolah tak mau latah ikut-ikutan kampanye. Tanpa gembar-gembor, operator seluler ini baru saja merilis layanan 4G di enam kota di Indonesia.

"Bagi kami sebetulnya yang terpenting adalah memberikan layanan terbaik dengan bahasa konsumen. Jadi mereka tak perlu mikirin 2G, 3G, atau 4G," kata Dolly Susanto, Chief Sales & Marketing Officer Tri Indonesia.

Dijumpai di acara jumpa pers 9 Tahun Tri Indonesia di Jakarta, Rabu (30/3/2016), Dolly menyebutkan bahwa 80 persen dari total penggunanya adalah anak muda. Ia memilih edukasi mobile broadband yang lebih dicerna segmen penggunanya.

Tri Indonesia memang jarang terlihat mengadakan acara atau kampanye, sehingga ekspansinya di Indonesia tak terlalu terlihat. Namun, Tri kini telah mengantongi 55,5 juta pengguna yang 7 persen di antaranya sudah menggunakan 4G.

Layanan 4G tersebut saat ini baru ada di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Batam, Denpasar, Makassar, dan Pontianak. Layanan itu sudah didukung seribu unit BTS 4G.

M. Buldyansyah, Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia, mengatakan komersialisasi ini bukan tanpa rencana. Sebab, perusahaan telah melakukan sejumlah hal sebelum komersialisasi 4G.

"Bagi kami, lokasi ini sudah layak komersialisasi 4G. Sebelum declare, kami sudah lakukan benchmark dengan operator lain. Misalnya, di satu lokasi, kecepatan kami kalah dari si A atau kami unggul dari si B di lokasi lain. Jadi komersialisasi ini enggak tiba-tiba," ucapnya.

Buldansyah yang akrab disapa Dani ini berambisi mendongkrak pelanggan sebanyak-banyaknya pada tahun ini, terutama di jaringan 4G.

(Cas/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya