Internet Sehat Sabet Penghargaan WSIS Champion

Tim pakar World Summit on the Information Society memutuskan 5 (lima) pemenang yang menyabet penghargaan “WSIS Prize Champion”.

oleh Agustinus Mario DamarM Hidayat diperbarui 07 Apr 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2016, 12:00 WIB
Ilustrasi Piala, Penghargaan, Award, Prize
Ilustrasi Piala, Penghargaan, Award, Prize. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Tim pakar World Summit on the Information Society (WSIS) yang diberi mandat PBB memutuskan 5 (lima) pemenang, yang menyabet penghargaan “WSIS Prize Champion” untuk setiap kategori dari ajang tahunan penghargaan WSIS–PBB.

Keputusan tersebut diawali dengan menyaring 404 inisiatif di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dari berbagai lembaga di dunia, yang dilanjutkan dengan menghitung 245 ribu suara yang masuk secara online dari komunitas WSIS global. Puncaknya adalah tim pakar tersebut melakukan review secara komprehensif.

Internet Sehat, yang diinisasi ICT Watch sejak 2002, masuk ke dalam daftar pilihan tim pakar PBB untuk menyabet penghargaan di kategori “ethical dimension”. Perlu digarisbawahi, Internet Sehat merupakan satu-satunya inisiatif dari Indonesia yang meraih penghargaan “champion” ini. 

Hal mendasar di dalam pertimbangan penentuan pemenang WSIS 2016 adalah relevansi inisiatif pada WSIS Action Lines yang tertuang di dokumen Geneva Plan of Action, dampak positif yang diberikan kepada komunitas, serta keterkaitan erat dengan target pembangunan dunia yang dirumuskan di dalam Sustainable Development Goals (SDG).

Dari seluruh WSIS Prize 2016 Champion, Internet Sehat menjadi perwakilan inisiatif dari civil society organization (CSO) yang jumlahnya hanya 10%. Sementara latar belakang champion lainnya adalah 61% dari sektor pemerintah, 10% dari sektor bisnis, 5% dari organisasi internasional, dan 14% sisanya berasal dari sektor lainnya. Demikian menurut informasi di situs WSIS PBB, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis ICT Watch.

Saat dimintai tanggapan oleh Tekno Liputan6.com mengenai penghargaan ini, Executive Director ICT Watch, Donny BU, menuturkan, "Saya pinginnya sih makin banyak inisiatif-inisiatif dari Indonesia yang bisa dikompetisikan di ajang global macam WSIS-PBB tersebut. Bukan soal untuk cari menangnya, tapi supaya kian banyak yang menyuarakan ICT Indonesia ke luar, supaya orang luar bisa tahu dan belajar tentang Indonesia."

Tak hanya itu, Donny pun berujar, "Juga supaya orang Indonesia dapat pengalaman berkompetisi dengan siapa pun dari negara lain juga. Ini kan bukti bahwa inisiatif dari rakyat sekecil dan sesederhana apa pun bermula, kalau ditelateni, Insya Allah ada manfaatnya kok buat masyarakat."

ICT Watch sendiri bukan satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang masuk nominasi penghargaan WSIS. Selain ICT Watch, ada pula dua inisiatif yang berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, yakni Indonesia ICT Volunteer dan i-CAKAP. 

Dimulai sejak 2012, penghargaan WSIS ini dilaksanakan setiap tahun oleh PBB. Terdapat 18 kategori yang dapat diikuti oleh multistakeholder (pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi dan komunitas teknis) dari berbagai negara di dunia.

Penghargaan ini merupakan pengakuan global tentang peran dan manfaat inisiatif dari-oleh-untuk rakyat, seperti dicontohkan Internet Sehat, untuk turut membangun masyarakat TIK bersama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.

Penentuan pemenang dilakukan melalui 5 (lima) tahapan yaitu: pendaftaran, penentuan nominator oleh pakar, pemungutan suara secara global, penentuan pemenang champion per kategori, dan penentuan pemenang utama (winner) per kategori. Awal Mei 2016 mendatang penghargaan bagi para champion dan winner akan digelar saat sidang Forum WSIS PBB di Jenewa.

(Why/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya