Liputan6.com, Jakarta - Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar istilah transplantasi jantung. Secara sederhana, transplantasi jantung berarti proses mengganti jantung yang telah tidak mampu berfungsi secara optimal, dengan jantung yang masih berfungsi secara optimal, dari orang yang baru meninggal.
Seorang pria berusia 25 tahun baru saja menerima transplantasi jantung utuh. Namun lebih dari setahun sebelumnya, ia hidup sama sekali tanpa jantung di dalam tubuhnya. Bagaimana bisa?
Dikutip dari Science Alert, Rabu (8/6/2016), pria bernama Stan Larkin itu sebagai gantinya mengenakan "jantung buatan" di ransel atau tas punggungnya 24 jam dalam 7 hari selama 555 hari (sekitar 1,5 tahun).
Sama seperti jantung di dalam tubuh, alat bernama Syncardia tersebut memompa darah ke seluruh tubuh dan membuatnya tetap hidup. Keberhasilan prosedur ini mengungkap bahwa Syncardia dapat digunakan untuk mempertahankan pasien dengan gagal jantung (heart failure) total saat mereka sedang menunggu donor.
Baca Juga
Stan dan saudaranya Dominique telah didiagnosis mengidap kardiomiopati familial, yang merupakan kondisi jantung genetik yang dapat menyebabkan gagal jantung tanpa peringatan apa pun--salah satu penyebab utama kematian pada atlet.
Setelah bertahun-tahun ada di daftar tunggu, jantung Stan (dan akhirnya adiknya Dominique) "dicopot" dan perangkat Syncardia pun kemudian digunakan untuk menggantikan fungsi jantung.
"Mereka berdua sangat sakit ketika kami pertama kali bertemu mereka di unit perawatan intensif," ujar ahli bedah Jonathan Haft, dari University of Michigan Frankel Cardiovascular Centre.
"Kami ingin melakukan transplantasi jantung bagi mereka, tapi kami tahu tidak punya cukup waktu. Ada sesuatu tentang situasi anatomi yang unik di dalam diri mereka, sehingga teknologi lainnya tidak akan bekerja," sambungnya.
Sementara alat lain seperti defibrillator implan dapat membantu gagal jantung parsial (sebagian), Syncardia digunakan ketika kedua sisi jantung gagal.
Dominique hanya perlu menggunakan Syncardia untuk beberapa pekan sebelum menerima transplantasi jantung utuh, tetapi Stan harus menunggu lebih dari satu tahun.
Bahkan, bukannya tinggal di rumah sakit, Stan harus mengenakan FreedomPortable Driver (dikenakan satu paket dengan Syncardia), sehingga dia bisa pulang sementara itu.
Saat itu tidak ada yang tahu berapa lama ia akan bertahan dengan alat tersebut. Perangkat portabel itu berbentuk tas ransel seberat 6 kg, yang terhubung ke sistem pembuluh darah pasien, untuk membuat darah beroksigen tetap terpompa ke seluruh tubuh.
Pada 9 Mei 2016, Stan kemudian menerima donor jantung, dan kini telah sepenuhnya pulih. Di hadapan awak media, ia bercerita mengenai pengalamannya yang luar biasa untuk meningkatkan kesadaran sekitar 5,7 juta orang Amerika lainnya yang hidup dengan gagal jantung dan kebutuhan untuk donor jantung.
(Why/Isk)