Kata Shinta Bubu, Program 1.000 Startup Harus Ditajamkan

Program 1.000 Startup dinilai harus lebih menukik, agar lebih menghasilkan startup berkualitas kelas global.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 11 Sep 2016, 13:03 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2016, 13:03 WIB
Shinta W. Dhanuwardoyo
Shinta W. Dhanuwardoyo, Founder Bubu (kiri), meminta program 1.000 Startup lebih ditajamkan. (Liputan6.com/Muhammad Sufyan Abdurrahman)

Liputan6.com, Jakarta - Program 1.000 Startup dinilai harus lebih menukik, agar lebih menghasilkan startup berkualitas kelas global.

Shinta W. Dhanuwardoyo, Founder Bubu, yang juga berpengalaman dengan industri rintisan digital di tanah air, mengatakan, program tersebut masih sebatas kampanye dan meningkatkan minat publik.

"Dengan segala hormat, kalau sekedar itu, kita sudah lakukan dari kapan. Kita perlu lebih sekedar itu, terutama menggandeng negara-negara yang sudah maju agar tak sekedar berbisnis di sini, tapi mau transfer pengetahuan," katanya kepada tim Tekno Liputan6.com, Minggu (11/9/2016).

Menurut dia, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, hingga Skandinavia membidik Indonesia sebagai pasar besar yang sangat seksi. Itu wajar, mengingat data terakhir menyebutkan 255 juta penduduk Indonesia, 34% sudah gunakan internet, 125% menggunakan akses seluler, dan 79 juta pengguna media sosial.

"Seharusnya ajak dan paksa mereka bagi ilmunya, ada kerjasama pemerintah ke pemerintah yang minta mereka investasi sekaligus transfer knowledge. Kalau tak begitu, kita ini akan terus-terusan menjadi negara konsumen, tidak hasilkan produk global yang besar," katanya.

Menurut Shinta Bubu, panggilannya, juga yang penting adalah menjalin aliansi komunitas lebih kuat dan memberi pengalaman konkrit kepada para pelaku bisnis startup. Dengan cara itu, lagi-lagi transfer pengetahuan akan terjadi sehingga Indonesia akan bisa hasilkan lagi unicorn.

"Saya sarankan lanjut program 1.000 Startup namun secara simultan bangun aliansi strategis dari negara lebih besar. Pemerintah kita inisiasi kerjasama lebih besar dengan negara yang lebih maju, karena mereka juga banyak dapat keuntungan dari Indonesia," pungkasnya.

(Msu/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya