Liputan6.com, California - Tiongkok dikenal sebagai salah satu pasar potensial bagi bisnis teknologi. Karena itu, tak sedikit perusahaan teknologi berusaha menawarkan layanan terbaru dan menyesuaikannya dengan regulasi setempat. Hal itu dilakukan agar layanannya bisa beroperasi di sana.
Salah satu perusahaan yang diketahui akan melakukan hal tersebut adalah Facebook. Menurut laporan terbaru dari New York Times, jejaring sosial tersebut tengah mengembangkan alat (tool) khusus untuk menyaring unggahan yang dianggap tak sesuai dengan regulasi di Tiongkok.
Keputusan ini memang cukup kontroversial, mengingat Facebook kerap menjadi sarana masyarakat untuk berpendapat. Oleh sebab itu, setelah keputusan ini, sejumlah karyawan dikabarkan memilih berhenti sebagai bentuk protes terhadap pengembangan alat tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Verge, Senin (28/11/2016), Facebook sebenarnya telah menerapkan sejumlah peraturan untuk menurunkan unggahan yang dianggap tak sesuai dengan regulasi. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu sudah pernah melakukan hal tersebut di negara-negara lain yakni Pakistan, Rusia, dan Turki.
Namun, alat yang dikembangkan kali ini memiliki fungsi berbeda daripada sebelumnya. Alat ini dirancang agar unggahan yang tak sesuai dengan regulasi atau sensitif bagi pemerintah, tak muncul di News Feed. Facebook kabarnya juga akan menawarkan fungsi ini kepada pihak ketiga.
Beberapa pihak dikabarkan menyayangkan keputusan raksasa media sosial itu. Alasannya, hal ini dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik karena mencegah sebuah artikel diunggah, apabila tak sesuai dengan regulasi negara tertentu.
Menurut beberapa pihak, bukan tak mungkin Facebook akan mendapat permintaan serupa di negara lain, termasuk Amerika Serikat. Pun demikian, bukan berarti Facebook terburu-buru menggulirkan fitur tersebut.
Juru bicara Facebook mengatakan pihaknya belum menentukan strategi apa yang akan digunakan di negara tersebut. Untuk saat ini, fokus utama perusahaan adalah membantu pengembang dan pebisnis Tiongkok memperbesar layanannya hingga ke luar negeri melalui platform iklan Facebook.
Adapun Facebook bukanlah perusahaan pertama yang rela melakukan perubahan supaya bisa memasuki pasar Tiongkok. Sebelumnya, Google juga dilaporkan berencana melakukan hal serupa. Raksasa mesin pencari itu bersedia memenuhi peraturan setempat dengan menyaring konten yang dianggap sensitif oleh pemerintah. Hal itu dilakukan setelah layanan Google tak ada di Tiongkok sejak 2010.
(Dam/Why)