Mengejutkan, Bill Gates Buka-bukaan soal Konsumsi Obat LSD

Pendiri Microsoft tersebut sempat mengonsumsi obat-obatan psikedelik jenis LSD.

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Feb 2017, 07:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 07:30 WIB
Bill Gates
Bill Gates sedang mencium aroma feses dari parfum yang dikembangka. (Sumber: Co.Exist)

Liputan6.com, Redmond - Konsumsi obat-obatan psikedelik ternyata menjadi bukti mengejutkan dari kalangan entrepreneur teknologi. Konon, obat-obatan tersebut merupakan salah satu cara mereka untuk meningkatkan "pola pikir" dalam berinovasi.

Laman Business Insider pada Jumat (17/2/2017), membocorkan sejumlah nama petinggi perusahaan besar yang pernah mengonsumsi obat-obatan psikedelik. Beberapa di antaranya seperti Steve Jobs sang pendiri Apple, Richard Branson pendiri Virgin Group, hingga investor kenamaan Tim Ferriss.

Diketahui, obat-obatan psikedelik merupakan barang ilegal di Amerika Serikat. Pasalnya, obat tersebut dapat menciptakan efek halusinasi yang berbahaya.

Selain nama-nama di atas, Bill Gates pun mencuat sebagai salah satu nama di daftar tersebut. Gates mengaku bahwa ia sempat mengonsumsi salah satu jenis obat-obatan psikedelik, yakni LSD (Lysergic Acid Diethylamide).

Dalam sebuah wawancara bersama majalah Playboy pada 1994 silam, Gates secara tak langsung mengutarakan bahwa ia pernah mengonsumsi LSD. Meski begitu, ia tidak mengonsumsi obat tersebut dalam jangka waktu panjang. Sayangnya, skrip wawancara tersebut telah dihapus dari situs majalah Playboy.

Gates menuturkan, waktu di mana ia mengonsumsi LSD adalah saat-saat di mana ia masih muda dan "bandel". "Saat itu saya masih berusia 20 tahun. Masa-masa itu sudah berakhir sejak lama," ucapnya.

"Jiwa dan pikiran muda, saya pikir adalah salah satu manifestasi yang mengeksplorasi jati diri. Bentuknya juga bisa diluapkan dengan itu (konsumsi obat-obatan psikedelik). Terlepas dari semua efeknya, toh saya tidak pernah terlambat masuk kerja," ia meneruskan.

LSD atau juga sering disebut acid drugs sebetulnya adalah obat yang awalnya dibuat untuk mengobati penyakit kejiwaan. Keberadaannya sudah lama hadir sejak tahun 1940-an.

Dahulu, LSD digunakan oleh farmasi sebagai obat untuk masalah kejiwaan. Namun lama-kelamaan berubah fungsi sehingga yang digunakan adalah efek sampingnya, yakni psikedelik.

Bahaya LSD muncul dalam dosis tinggi yang memunculkan halusinasi baik secara penglihatan maupun pendengaran. Halusinasi membuat seseorang yang sebenarnya tidak ada menjadi tampak nyata.

Dampak mengonsumsi LSD pun bisa memunculkan serangan panik atau panic attack selama berhari-hari usai penggunaan. Orang yang mengonsumsi LSD bisa sangat panik dan ketakutan terhadap sesuatu atau mendadak bersembunyi karena panik. Hal ini membuat pengguna LSD tak mampu mengontrol dirinya sendiri.

Efek LSD baru muncul setelah 30-90 menit setelah penggunaan, sangat individual, tergantung pencernaan masing-masing.

(Jek/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya