Bos Softbank Siapkan Rencana untuk Hidup Harmoni dengan Mesin

CEO Softbank Masayoshi Son menuturkan telah memiliki visi dan rencana agar kehidupan manusia dan robot dapat berjalan selaras

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Mar 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2017, 19:00 WIB
Robot humanoid
Ilustrasi robot humanoid.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah analis dan petinggi perusahaan telah memprediksi dalam beberapa tahun ke depan, penggunaan robot dengan kecerdasan buatan akan mengubah hidup manusia. Bahkan, tak sedikit yang menyebut robot bakal mengambil alih sejumlah pekerjaan manusia.

Oleh sebab itu, CEO Softbank Masayoshi Son menuturkan telah memiliki visi dan rencana agar kehidupan manusia dan robot dapat berjalan selaras. Meminjam istilah Ray Kurzweil, Son menyebut singularitas antara mesin dan manusia semakin dekat.

"Saya percaya singularitas ini akan terjadi dalam 30 tahun ke depan," ujarnya seperti dikutip dari Venture Beat, Jumat (3/3/2017). Untuk informasi, singularitas merupakan term yang diperkenalkan Kurzweil lewat bukunya The Singularity is Near, yang mengacu pada masa ketika mesin lebih pintar dari manusia.

Karenanya, Son telah mempersiapkan sejumlah rencana untuk menghadapi kondisi itu. Salah satunya dilakukan dengan membeli ARM Holdings tahun lalu. ARM Holdings sendiri merupakan perusahaan pembuat chip asal Inggris yang diakusisi dengan nilai sekitar US$ 32 miliar atau setara Rp 416 triliun.

Menurutnya, penggunaan chip akan terus bertambah dalam 20 tahun ke depan. Keadaan itu turut mendorong kehadiran perangkat pintar yang semakin banyak. Ia memperkirakan ada sekitar 1 triliun chip yang digunakan dan mendorong ledakan perangkat pintar.

Untuk itu, Son memilih untuk mengakuisisi ARM Holdings yang telah menjual sekitar 100 miliar chip dalam 30 tahun terakhir. Dengan demikian, ia dapat berdiskusi dengan para insinyur untuk mendesain produk sepuluh tahun ke depan. Desain itu dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia.

Selain ARM Holdings, Softbank juga telah berinvestasi pada OneWeb, perusahaan yang berencana meluncurkan satelit untuk menyediakan akses internet global.

Perusahaan asal Jepang itu dilaporkan telah menggelontorkan dana sekitar US$ 1 miliar. Keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan itu juga bukannya tanpa alasan.

Son beralasan teknologi jaringan seluler di daratan tak akan cocok untuk era singularitas. Pertama, arah gelombang radio secara horizontal terlalu banyak menghadapi rintangan, sehingga mengurangi kualitas sinyal. Selain itu, jaringan seluler yang berada di daratan tak mampu menjangkau daerah terpencil.

Menurut rencana, OneWeb akan meluncurkan 800 satelit sebagai langkah awal, dan 2.000 satelit di tahap kedua. Penggunaan satelit disebut-sebut dapat menyediakan kecepatan internet hingga 200Mbps. Tak hanya itu, cakupan sinyal dari satelit dapat menjangkau seluruh dunia.

Kombinasi ini disebut sangat penting untuk perkembangan kendaraan otonomos, drone, dan aplikasi pendukung industri di masa depan karena memungkinkan seluruh teknologi itu tetap terhubung setiap saat. Di samping itu, ia juga tetap optimistis bahwa kecerdasan buatan dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupan manusia.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya