Instagram, Akuisisi Genius bagi Facebook

April 2017, menandai lima tahun bergabungnya Instagram ke dalam keluarga besar Facebook.

oleh Andina Librianty diperbarui 11 Apr 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2017, 14:00 WIB
CEO Instagram Kevin Systrom dan CEO Facebook Mark Zuckerberg (Foto: Facebook Mark Zuckerberg)
CEO Instagram Kevin Systrom dan CEO Facebook Mark Zuckerberg (Foto: Facebook Mark Zuckerberg)

Liputan6.com, Jakarta - April 2017, menandai lima tahun bergabungnya Instagram ke dalam keluarga besar Facebook. Selama lima tahun terakhir, Instagram dinilai sebagai salah satu akuisisi terbaik yang pernah dilakukan Facebook.

Facebook mengakuisisi Instagram bersama 13 karyawannya senilai US$ 1 miliar dalam bentuk tunai dan saham pada April 2012. Saat itu, Facebook berjanji Instagram akan tetap dikelola secara independen.

Instagram kala itu hanya memiliki 30 juta pengguna, tanpa pendapatan. Seiring waktu, Instagram kini memiliki lebih dari 600 juta pengguna dan banyak analis meyakini bahwa layanan tersebut akan segera menjadi bisnis iklan miliaran dollar.

Jika ditengok perjalanan Facebook dan Instagram lima tahun terakhir, maka akuisisi ini dinilai sebagai langkah genius. Facebook saat itu sedang bersiap melantai di bursa, tapi berani membeli Instagram dengan harga besar. Terlebih lagi, Instagram belum menghasilkan uang sama sekali.

CEO Instagram, Kevin Systrom (Sumber: TechCrunch)Menurut mantan eksekutif Facebook, Mike Hoefflinger, ada sejumlah alasan utama mengapa akuisisi ini sangat bernilai. Pertama, akuisisi ini membuktikan bahwa Facebook dapat membangun sejumlah produk dalam waktu bersamaan.

Kedua, akuisisi ini menjadi pesan kepada para pengusaha lain bahwa Facebook adalah tempat terbaik di Silicon Valley untuk mendorong pertumbuhan yang besar.

"Di situlah letak nilai dari sejarah Instagram yaitu membuktikan bahwa keberadaan Zuckerberg (CEO Facebook, Mark Zuckerberg), bisa mengubah visi pertumbuhan dan dampaknya pada kenyataan tanpa mencampuri yang tidak semestinya. Ini sekaligus menjadi pesan yang jelas bahwa jika kalian ingin menjadi pemain besar, maka datanglah ke Facebook," jelas Hoefflinger, seperti dilansir Recode, Selasa (14/3/2017).

Gravitasi yang Terus Tumbuh

Hoefflinger meyakini, akuisisi Instagram adalah alasan Facebook melirik WhatsApp, meski harganya jauh lebih tinggi yaitu US$ 19,3 miliar dan membeli Oculus.

Senyum pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg saat akan memberikan sambutan pada ajang Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, Senin (22/2). (REUTERS/Albert Gea)

Ia juga menilai, akuisisi tersebut membantu Zuckerberg merekrut eksekutif-eksekutif ternama untuk memimpin unit luar dari bisnis inti Facebook, seperti mantan President PayPal, David Marcus, yang kini menjalankan Messenger, atau Yann Lecun, tokoh terkenal dalam dunia Artificial Intelligence (AI) yang membantu membangun divisi pencarian AI Facebook.

"Akuisisi Instagram menciptakan gravitasi yang terus tumbuh untuk satu hal paling penting yang dibutuhkan Zuckerberg untuk kesuksesan jangka panjang Facebook, yaitu keinginan membuat orang-orang terbaik di dunia dan karya mereka, bergabung dengannya," ungkap Hoefflinger.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya