NASA Ingin Bawa Pesawat Terbang ke Matahari, Mungkinkah?

Badan Antariksa Amerika Serikat ini akan menerbangkan tujuh pesawat luar angkasa untuk menyambangi Matahari pada 2018.

oleh Jeko I. R. diperbarui 01 Jun 2017, 04:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2017, 04:00 WIB
NASA
Ilustrasi pesawat luar angkasa NASA ke Matahari. (Foto: Mirror)

Liputan6.com, California - NASA akan mengumumkan misi terbarunya pada pekan ini. Misi tersebut adalah salah satu program terberat NASA, karena mereka harus menerbangkan pesawat ruang angkasa ke Matahari. Rencananya, misi akan dijalankan pada 2018.

Seperti dilansir Mirror, Kamis (1/6/2017), misi yang bernama Solar Probe Plus ini akan membawa pesawat luar angkasa khusus untuk terbang ke orbit Matahari. Nantinya, pesawat akan menyambangi orbit dalam jarak 4 mil dari permukaan Matahari.

Pada 2018, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut akan menerbangkan Solar Probe Plus ke orbit Venus. Setelahnya, ia akan melanjutkan perjalanan ke orbit Merkurius, sebelum menyambangi orbit Matahari dalam kurun waktu tujuh tahun.

Ketika menghampiri orbit, Solar Probe Plus akan "menyelami" lapisan awal permukaan Matahari dalam kecepatan 450.000 mil per jam. Pada poin ini, ia akan mempelajari ekosistem seperti pergerakan badai Matahari dari subsonic ke supersonic.

Jika memang memungkinkan, ia akan menelusuri permukaan berikutnya untuk menyingkap asal-usul terciptanya partikel energi solar paling besar di Tata Surya.

Tujuan utama dari misi ini adalah untuk merekam jejak aliran energi matahari dan memahami panas korona Matahari, serta mencari tahu pergerakan badai Matahari di luar angkasa. Solar Probe Plus tentunya juga akan menjadi kontributor utama bagi NASA untuk memberikan update cuaca ke Bumi.

Berdasarkan studi terbaru yang dipublikasikan National Academy of Science, dampak dari Matahari--termasuk Badai Matahari--bisa mengakibatkan kerusakan di Bumi dengan total lebih dari US$ 2 trilliun (Rp 26 kuadraliun). Jika kerusakan terus berlanjut, Bumi tentu akan terancam.

"Karena itu, sangat penting untuk menciptakan sistem peringatan demi melindungi masyarakat dari ancaman pemanasan global, salah satunya adalah memanfaatkan teknologi untuk memberi ramalan cuaca langsung dari luar angkasa," tulis NASA dalam keterangan resminya.

"Solar Probe Plus akan menjadi salah satu misi paling bersejarah yang kami emban. Kami berharap, ia bisa menjadi jawaban dari semua pertanyaan umat manusia soal apa yang ada di dalam Matahari selama lima dekade terakhir," lanjutnya.

Pesawat luar angkasa Solar Probe Plus akan dilindungi dengan material yang diklaim tahan terhadap panas dan radiasi Matahari.

Instrumennya akan dilindungi dengan material carbon-composite dan thermal protection system dengan ketebalan 4,5 inci. NASA mengklaim, material ini bisa melindungi pesawat saat berada di orbit Matahari dengan suhu 1.400 derajat Celsius.

(Jek/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya