300 Aplikasi di Google Play Gunakan Smartphone untuk Klik Iklan

Lebih dari 300 aplikasi di Google Play Store memanfaatkan smartphone pengguna untuk mengklik iklan demi keuntungan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Jul 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 12:00 WIB
Google Play Store
Google Play Store. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini ratusan aplikasi di Google Play Store dikabarkan terinfeksi virus dan berbagai jenis malware yang diam-diam mencuri data pribadi milik penggunanya. Kali ini sebuah kasus berbeda ditemukan oleh agensi pendeteksi kecurangan iklan, eZanga.

Penelitian eZanga mengungkap ada ratusan aplikasi di Google Play Store yang memanfaatkan ponsel untuk berbuat curang, yakni mengeklik iklan demi keuntungan.

Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Phone Arena, Selasa (4/7/2017), cara kerja aplikasi ini sebenarnya sangat mudah. Aplikasi yang terinfeksi terus menerus menampilkan iklan dan mengklaim pengguna telah mengeklik iklan tersebut. Selanjutnya, keuntungan pun akan didapatkan oleh si penipu.

Hal ini memang bukan masalah besar, tetapi pemilik smartphone bisa merasakan kerugian langsung yakni baterai smartphone menjadi boros serta kuota data lebih cepat habis. Tak hanya itu, apa yang dilakukan aplikasi tersebut juga berpotensi membuat entry level smartphone mudah mengalami lag alias lemot.

Sekadar informasi, dalam penelitian eZanga, sebuah aplikasi yang didiamkan selama sehari semalam bisa menampilkan 3.000 iklan dan mengklik sebanyak 169 iklan. Hal paling mengejutkan, ada lebih dari 300 aplikasi yang terinfeksi malware  tersebut dengan jumlah pemasangan antara 4-14 juta kali. Menurut eZanga, beberapa jenis aplikasi yang terinfeksi malware semacam ini adalah aplikasi live wallpaper dan aplikasi utilitas.

Para peneliti eZanga menyebut, beberapa developer yang aplikasinya terinfeksi malware ini di antaranya adalah Attunable, Classywall, Firamo, FlameryHot, NeonApp, Goopolo, Litvinka Co, Livelypapir, Tuneatpa Personalization, Waterflo, X Soft, dan Zheka.

Para peneliti juga segera menginformasikan hal ini kepada Google. Peneliti memperkirakan, sistem pendeteksi malware yang ada di Google Play kurang bekerja maksimal dalam mengenali malware pada berbagai aplikasi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

(Tin/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya