Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump merupakan pengguna aktif Twitter, bahkan sejak dirinya belum menjabat sebagai presiden Amerika Serikat ke-45. Kendati demikian, kicauan Trump sering kali memicu kontroversi serta dianggap menghasut pada kekerasan.
Bahkan, sejak Trump terpilih tahun 2016, Twitter mendapat banyak permintaan dari berbagai pihak untuk memblokir bahkan menangguhkan akun milik orang nomor satu Amerika Serikat itu.
Advertisement
Baca Juga
Walau banyak permintaan untuk memblokir akun Trump, Twitter ternyata tidak mengambil langkah pemblokiran. Apa alasannya?
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari The Verge, Minggu (7/1/2018), Twitter memberi jawaban mengapa pihaknya tidak memblokir akun milik Donald Trump, tanpa menyebutkan nama Trump dalam penjelasan.
"Para pemimpin yang terpilih dari hasil pemilihan umum memiliki peran penting dalam pembicaraan (di Twitter), karena dampaknya yang luar biasa terhadap masyarakat," kata Twitter dalam sebuah unggahan blog-nya.
Twitter melanjutkan, "Dengan memblokir (akun) seorang pemimpin dunia dari Twitter atau menghapus kicauan kontroversial mereka, akan menyembunyikan informasi penting yang seharusnya dapat dilihat dan diperdebatkan orang. Hal ini tak akan membungkam pemimpin tersebut, tetapi tentu akan menghambat diskusi yang diperlukan."
Protes Blokir Akun Donald Trump
Dalam unggahan blog-nya, Twitter menekankan bahwa semua akun masih harus mengikuti peraturan perusahaan. Twitter juga menyangkal kalau perusahaan tak memblokir Donald Trump untuk alasan keuntungan serta menarik perhatian orang untuk tetap menggunakan Twitter.
"Kami tetap meninjau kicauan milik para pemimpin dan menerapkan peraturan kami. Tidak ada satu akun yang mendorong pertumbuhan Twitter atau mempengaruhi keputusan ini. Kami berkeras untuk tidak bias dengan kepentingan publik," kata Twiter.
Masih pada minggu ini, sebuah kicauan yang diunggah oleh suami Melania Trump itu dianggap bisa memicu terjadinya perang nuklir seiring ketegangan AS dengan Korea Utara.
Tak suka dengan kicauan Trump, para protester memproyeksikan slogan kekecewaan mereka di dinding markas Twitter dengan pesan kepada CEO Twitter Jack Dorsey "@jack is #complicit" (Jack terlibat).
Lembaga nonprofit Color of Change pun baru-baru ini juga melakukan upaya baru untuk membuat akun Trump diblokir dari Twitter.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement