5 Cara Ampuh Lindungi Reputasi Diri di Media Sosial

Di era media sosial seperti sekarang, kita juga harus paham etika di media sosial agar tidak merugikan kita di dunia nyata. Simak tips berikut ini untuk menjaga reputasi di media sosial.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Mar 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 08:00 WIB
[Bintang] Taylor Swift
Taylor Swift membahas tentang reputasi di album terbarunya.. (Cosmopolitan)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus-kasus orang terkena masalah akibat media sosial semakin ke sini, kian santer terdengar.

Ada banyak rentetan kasus yang terjadi, mulai dari yang dipecat akibat melecehkan atau membocorkan rahasia pelanggan, seorang dosen yang dipecat akibat menuliskan pesan SARA di Facebook, dan pernah juga kasus admin sekolah yang dipecat setelah menyuruh seorang murid belajar mengeja karena sang murid melakukan salah ketik.

Media sosial bisa memberikan kita jalur untuk lebih mudah mengekspresikan diri sendiri, dan melahirkan pemikiran seakan kita memiliki audiens yang memperhatikan hidup kita.

Pemahaman itu jelas salah kaprah. Pasalnya, di media sosial justru lebih "berbahaya" karena kita tidak tahu siapa yang akan melihat unggahan dan data pribadi kita.

Berbeda halnya di dunia nyata saat kita bisa menahan sikap ketika ada orang yang tidak kita percaya, di media sosial ada 'ilusi' bahwa penggunanya tidak tersentuh.

Belum lagi arus informasi yang terlalu deras sehingga bisa mengaburkan pemahaman kita tentang fakta akurat dan hoax. Akibatnya, pengguna media sosial bisa mudah terprovokasi.

Untuk menghindari hal-hal yang berpotensi merusak reputasi diri kamu di media sosial, berikut Tekno Liputan6.com hadirkan lima tips yang bisa kamu lakukan.

 

 

1. Atur Privasi Posting

Tips Facebook
Di jendela "Custom Privacy", ketikkan nama kontak yang tidak kamu ingin bagikan posting-an di kolom "Don't share this with". (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Sekarang di berbagai media sosial sudah tersedia fitur untuk mengklasifikasi teman-teman kita. Gunakan fitur tersebut untuk memilih mana yang teman dekat, teman biasa, dan mana yang sekadar kenalan.

Pendiri media sosial Vero mengingatkan bahwa media sosial dapat memberi rasa jalinan palsu, di mana semuanya dianggap "teman" atau "pengikut", padahal di dunia nyata pun tidak semua orang menjadi teman kita.

Di dunia nyata tentunya kita tidak bercerita ke sembarang orang mengenai diri kita, dan di dunia maya harusnya juga begitu. Maka, aturlah setting privasi dengan benar agar pos kita tidak dibaca sembarang orang yang ingin merusak reputasi kita.

2. Ingat, Screenshot Dimana-mana

Tantangan menguji IQ
Trump sepertinya terus terobsesi dengan IQ nya, padahal angka itu berubah terus seiring berjalannya waktu. (Sumber Twitter/@realDonaldTrump)

Ini yang wajib diingat. Memang mudah rasanya mengatakan apapun tanpa perlu mengatakannya, yakni dengan menuliskannya.

Masalahnya, apa yang kita ketik akan meninggalkan jejak, atau yang kerennya disebut dengan istilah jejak digital.

Jangan sampai lupa bahwa fitur screenshot sudah ada dimana-mana. Berhati-hatilah berbicara di media sosial atau grup chat karena apa yang kita katakan dapat dengan mudah di-screenshot orang lain dan disebar tanpa kita ketahui.

3. Jangan Kalap di Grup Chat

WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp (iStockPhoto)

Yang sering terjadi di grup chat adalah anggotanya bisa blak-blakan untuk mengobrol seakan tidak ada yang memperhatikan.

Sebelum melakukan hal itu, ada baiknya kamu mengecek siapa saja yang menjadi anggota grup itu. Ini harus diingat terutama bila bergabung di grup chat dengan banyak anggota, baik itu grup pekerjaan maupun grup alumni.

Jangan sampai kamu keasyikan membicarakan orang lain di grup chat, tetapi ternyata teman orang tersebut ada di grup itu juga.

Bisa-bisa omongan kamu akan di-screenshot dan dilaporkan ke orang bersangkutan. Bila itu terjadi, otomatis kehidupan sosialmu akan terganggu.

4. Teliti Sebelum Menyebar Berita

HOAX
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

Media abal-abal pasti hobi membuat fake news atau berita bohong yang provokatif dan penuh agenda politik.

Media seperti itu memang jarang dikenal masyarakat, maka taktik mereka adalah menyebarkan berita provokatif lewat aplikasi seperti WhatsApp, sehingga timbul efek berantai.

Berita-berita palsu seperti itu seringnya membahas isu politik. Isinya tidak hanya menyesatkan, melainkan dapat menyebabkan perpecahan.

Jadi, cobalah lebih teliti membaca sumber berita sebelum asal menyebarkannya di WhatsApp atau media sosial lain, jangan sampai kamu tanpa sadar dikenal sebagai penyebar berita bohong.

 

5. Jangan Mudah Terprovokasi

mca
Contoh-contoh akun dengan nama MCA yang masih aktif. (foto : liputan6.com / edhie prayitno ige)

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, di dunia maya janganlah gampang terprovokasi oleh sebuah kabar yang tidak jelas asalnya.

Bila ada kabar yang kurang mengenakan, ada baiknya bila melakukan kroscek ke media-media lain sebelum menyebarluaskannya.

Akan menjadi masalah bila kamu terprovokasi berita, lalu kemudian marah-marah di media sosial. Bayangkan saja bila kamu sudah marah-marah tapi ternyata berita yang kamu baca adalah berita palsu. Tentunya itu cukup memalukan.

Itulah lima tips di media sosial untuk menjaga reputasi. Utamakan privasi kamu, teliti dalam membaca berita, dan gunakan media sosial dengan cerdas supaya kamu dikenal mencerdaskan orang-orang lain di media sosial. 

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya