Data Pengguna Indonesia Bocor, Facebook Temui Menkominfo Sore Ini

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, memanggil perwakilan Facebook di Indonesia untuk menemuinya pada sore hari ini, Kamis (5/4/2018).

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Apr 2018, 14:43 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2018, 14:43 WIB
Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah AM IMF - WBG
Menkeu Sri Mulyani (kiri) bersama Menkominfo Rudiantara saat memberi keterangan terkait Annual Meetings IMF-Word Bank Grup (IMF-WBG) di Jakarta, Selasa (13/3). Annual Meetings IMF- WBG akan berlangsung di Nusa Dua Bali. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, akan memanggil perwakilan Facebook di Indonesia untuk menemuinya pada sore hari ini, Kamis (5/4/2018).

Pemanggilan ini terkait data satu juta pengguna Facebook di Indonesia, yang menjadi korban penyalahgunaan oleh Cambridge Analytica.

"Saya telepon perwakilan Facebook dan memanggilnya untuk bertemu saya sore nanti," jelas Rudiantara kepada tim Tekno Liputan6.com, Kamis (5/4/2018).

Dijelaskan Rudiantara, pertemuan tersebut akan digelar setelah Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet pada hari ini. Saat berita ini ditulis, Rudiantara baru mendarat dari Surabaya untuk menghadiri rapat tersebut.

"Setelah Ratas Kabinet, kira-kira jam 5 sore. Ini juga saya baru mendarat dari Surabaya," tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Facebook mengungkapkan data negara, yang data penggunanya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica. Sebagian besar ada di Amerika Serikat, kemudian diikuti Filipina dan Indonesia, di daftar tiga besar.

Indonesia Juga Jadi Korban Skandal Penyalahgunaan Data Facebook

Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Skandal penyalahgunaan data puluhan juta pengguna Facebook masih belum usai. Setelah dikritik oleh berbagai pihak, Facebook akhirnya membeberkan rincian akun penggunanya yang disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.

Dalam keterangan resminya, Facebook mengungkap informasi dari sekira 87 juta pengguna telah digunakan secara tidak layak oleh Cambridge Analytica.

Sebagian besar merupakan data pengguna Facebook di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia termasuk tiga besar yang menjadi korban.

Sebanyak 70,6 juta akun yang disalahgunakan berasal dari AS, Filipina berada di posisi ke dua dengan 1,2 juta dan Indonesia dengan 1 jutaan akun. Dari total jumlah akun yang disalahgunakan, 1,3 persen adalah milik pengguna di Indonesia.

Negara-negara lain yang juga menjadi korban adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam dan Australia. Namun, Facebook mengaku tidak tahu rincian data yang diambil dan jumlah pasti akun yang menjadi korban.

Facebook juga akan memberikan pemberitahuan kepada pengguna yang informasinya diduga dibagikan secara tidak layak ke Cambrdige Analytica. "Total, kami yakin informasi dari 87 juta orang di Facebook, sebagian besar di AS, telah dibagikan secara tidak layak dengan Cambridge Analytica," tulis Facebook dalam keterangan resminya, Kamis (5/4/2018).

Skandal Penyalahgunaan Data Facebook

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Facebook kerap diterpa masalah terkait keamanan data para pengguna. Sebagai media sosial terbesar di dunia, sudah pasti layanan tersebut menyimpan banyak data.

Salah satu masalah terbaru yang dialami Facebook yaitu kasus penyalahgunaan puluhan juta pengguna dengan melibatkan pihak ketiga. The Guardian melaporkan Cambridge Analytica menggunakan data para pengguna Facebook itu, untuk kepentingan komersial.

Seluruh data tersebut dikumpulkan melalui sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife, yang dibuat oleh Aleksandr Kogan, terpisah dari pekerjaannya di Cambridge University.

Melalui perusahaannya, Global Science Research (GSR), Kogan berkolaborasi dengan Cambridge Analytica dengan membayar ratusan ribu pengguna Facebook agar menjalani pengujian kepribadian dan menyetujui data mereka diambil untuk kepentingan akademis.

Selain itu, aplikasi tersebut juga mengumpulkan informasi dari teman-teman test-taker di Facebook, yang menyebabkan akumulasi data puluhan juta pengguna.

Facebook dilaporkan sudah lama mengetahui masalah tersebut, tapi perusahaan dikiritik karena tidak mengambil langkah serius untuk mengatasinya.

(Din/Jek)

Saksikan Video Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya