Facebook Tendang 200 Aplikasi yang Dicurigai Menyalahgunakan Data

Ribuan aplikasi sedang diinvestigasi Facebook setelah skandal Cambridge Analytica, hampir 200 di antaranya sudah kena suspend.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Mei 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 11:30 WIB
Mark Zuckerberg Hadapi  Kongres Amerika Serikat
CEO Facebook Mark Zuckerberg memenuhi panggilan untuk bersaksi di hadapan Komite Senat Amerika Seriikat di Capitol Hill, Washington, Senin (10/4). Zuckerberg menghadap Kongres untuk memberikan kesaksian mengenai kebocoran data Facebook (AP/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook mengumumkan hasil investigasi terbaru mereka perihal aplikasi yang dicurigai menyalahgunakan data seperti Cambridge Analytica.

Berdasarkan keterangan resmi Newsroom FB, pada Selasa (15/5/2018), Facebook telah menginvestigasi ribuan aplikasi. Hasilnya, hampir sebanyak 200 aplikasi telah kena suspend.

"Sampai saat ini ribuan aplikasi sudah diinvestigasi dan sekitar 200 aplikasi telah di-suspend sembari menunggu investigasi menyeluruh untuk melihat fakta apakah mereka menyalahgunakan data," tulis Ime Archibong, VP of Product Partnerships Facebook.

Aplikasi-aplikasi yang diinvestigasi adalah yang mendapat informasi pengguna sebelum Facebook mengubah kebijakannya mengenai data pada 2014. Untuk diketahui, Facebook mengaku Cambridge Analytica memanen data sebelum perubahan kebijakan.

Pihak Facebook menyebut terdapat dua tahap pada proses investigasi, pertama adalah peninjauan untuk mengidentifikasi aplikasi yang punya akses ke data Facebook, setelahnya dilakukan wawancara dan audit.

"Kami memiliki tim yang besar dari pihak internal dan eksternal yang bekerja keras untuk menginvestigasi aplikasi-aplikasi tersebut secepat mungkin," tambah Ime.

Bila ada aplikasi yang benar terbukti menyalahgunakan data, maka Facebook akan mengirim notifikasi pada pengguna, seperti pada kasus Cambridge Analytica terdahulu.

Facebook mengaku bersungguh-sungguh melakukan investigasi, dan menambahkan hal ini akan memakan waktu. Namun, mereka akan terus mengabarkan pengguna mengenai perkembangannya, sesuai dengan janji yang diberikan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Facebook Belum Beri Hasil Audit ke Indonesia

Perwakilan Facebook bertemu Menkominfo
Menkominfo Rudiantara dan Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner. Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

Facebook belum dapat mengungkapkan hasil audit yang komprehensif ke Indonesia. Alasannya, pihak otoritas Inggris Information Commissioner Office (ICO) masih melakukan investigasi, sehingga perusahaan belum bisa melakukan penyelidikan.

"Audit ini akan berlangsung hingga benar-benar harus selesai. Saya juga tak bisa memastikan kapan. Kami sendiri masih harus menunggu dari hasil penyelidikan dari ICO," tutur Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner usai melakukan pertemuan dengan Menkominfo Rudiantara di Jakarta.

Kendati demikian, ia menuturkan setelah Facebook menyelesaikan penyelidikan di dalam layanan untuk mengetahui apakah ada perusahaan seperti Cambridge Analytica, maka Milner memastikan Facebook akan mengungkap hasilnya.

"Kami memiliki tim yang besar untuk audit ini. Namun, perlu diingat kasus ini sebenarnya terjadi pada 2014. Karena itu, untuk sekarang kami juga melakukan penyelidikan apakah ada pihak lain yang diindikasikan melakukan serupa Kogan (Aleksandr Kogan--peneliti Cambridge Analytica)," tuturnya menjelaskan.

 

Kena Ultimatum Britania Raya

Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Di pihak lain, pihak Parlemen Britania Raya justru tidak puas dengan hanya mendapat penjelasan dari perwakilan Facebook. Pihak Parlemen justru mau Zuckerberg agar langsung hadir. 

Dilansir situs resmi Parliament, Komite Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Parlemen Britania mengirim surat ultimatum ke kantor Facebook di London yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Dalam surat tersebut, pihak Parlemen meminta Zuckerberg memenuhi panggilan ke Westminster guna memberi keterangan bila tidak ingin diseret paksa saat ia menginjakkan kaki di negara itu.

"Setelah muncul laporan bahwa dia (Zuckerberg) akan memberikan bukti di Parlemen Eropa pada bulan Mei, kami ingin Zuckerberg datang ke London selama kunjungannya ke Eropa. Kami ingin sesi (pemberian keterangan) tersebut diadakan pada 24 Mei," tulis Damian Collins, politisi Partai Konservatif.

Sampai saat ini belum ada respons jelas dari Zuckerberg mengenai ultimatum itu.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya