Rusia Desak Apple Hapus Telegram dari App Store

Otoritas Rusia kian mempersempit ruang gerak Telegram setelah melakukan pemblokiran. Rusia kini meminta Apple untuk menghapus aplikasi Telegram dari App Store.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Mei 2018, 12:45 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 12:45 WIB
Datang ke Jakarta, Bos Telegram Lobi Menkominfo
Menkominfo Rudiantara menerima kunjungan pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov setibanya di Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (1/8). Kunjungan ini berhubungan dengan pemblokiran 11 Domain Name System (DNS) situs web Telegram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rusia tampaknya makin menutup akses penduduknya ke aplikasi Telegram. Padahal, Telegram dibesut oleh salah satu warga negaranya, yakni Pavel Durov.

Sebelumnya, aplikasi chatting terenkripsi ini diblokir di Rusia sejak April 2018. Kendati demikian, hingga sekarang masih ada aplikasi Telegram di App Store.

Untuk memastikan penduduknya tak bisa menggunakan Telegram, Rusia akhirnya meminta Apple menghapus Telegram dari App Store.

Tidak cukup di situ, dilaporkan media lokal, Rusia juga meminta Apple memblokir Telegram, sehingga tidak bisa mengirimkan push notification kepada pengguna lokal.

Dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Rabu (30/5/2018), dalam surat resmi kepada Apple, pemerintah Rusia memberi waktu sebulan penuh bagi Apple untuk menghapus Telegram. Jika tidak, pemerintah akan menerapkan hukuman karena dianggap melanggar peraturan.

Aplikasi yang bermarkas di Moskow itu mulai mendapat masalah sejak April 2018 gara-gara menolak memberikan kode enkripsinya kepada Federal Security Service Rusia.

Pengadilan memutuskan untuk memblokir Telegram di Rusia hingga perusahaan mau membagikan kode enkripsinya. Hal ini terkait penggunaan Telegram oleh teroris dan kriminal.

Tutup VPN

Pendiri Telegram Temui Kemkominfo
Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov mendatangi kantor pusat Kemenkominfo di Jakarta, Selasa (1/8). Kunjungan Pavel Durov ini berhubungan dengan pemblokiran 11 Domain Name System (DNS) situs web Telegram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian, pada awal Mei, Rusia juga memblokir 50 layanan VPN untuk memperketat akses penduduknya terhadap Telegram.

Meski sudah dilarang dengan berbagai macam cara, mayoritas pengguna Telegram di Rusia masih mengakses aplikasi tersebut. Demikian menurut laporan dari badan sensor Kremlin, Roskomnadzor.

Sejauh ini, hanya 15 dari 30 persen operasi Telegram yang dihentikan sejauh ini. Oleh karenanya, otoritas Rusia juga meminta Apple untuk menghapus aplikasi tersebut.

Langkah Apple

Unjuk Rasa Saat Peluncuran iPhone X di Prancis
Aktivis Asosiasi Perpajakan Transaksi Keuangan dan Aksi Warga Negara (ATTAC) memasang poster di jendela toko Apple saat berunjuk rasa di luar toko Apple saat peluncuran iPhone X di Aix-en- Provence, Prancis (3/11). (AFP Photo/Anne-Christine Poujoulat)

Belum diketahui apa langkah Apple terkait dengan permintaan otoritas Rusia. Kendati demikian, sebelumnya Apple mendukung adanya enkripsi dan keamanan data.

Terkait pemblokiran Telegram di toko aplikasi, badan sensor juga menyebut, pihaknya tengah berbicara dengan Google untuk menghapus aplikasi Telegram dari Google Play.

Sementara itu di Tiongkok, Apple telah menghapus aplikasi-aplikasi VPN dari toko aplikasi dan memindahkan opersi iCloud ke perusahaan lokal. Hal ini dilakukan guna mematuhi peraturan pemerintah Tiongkok.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya