Dianggap Bias Gender, Karyawan Gugat Spotify

Spotify dituding telah melakukan diskriminasi gender, sistem salary yang tak setara, dan pencemaran nama baik atas pemecatan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 21 Sep 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 09:30 WIB
Spotify
Spotify. Sumber: Parentesis.com

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mantan sales di Spotify menggugat perusahaan beserta salah satu petinggi. Pasalnya, Spotify dituding telah melakukan diskriminasi gender, pengupahan yang tak setara, dan pencemaran nama baik atas pemecatannya.

Dalam pengaduan yang diajukan ke Mahkamah Agung New York pada 18 September, eks karyawan bagian sales bernama Hong Perez itu menuduh Spotify mendorong budaya kerja negatif bagi karyawan wanita di perusahaan.

Perez, sebagaimana dikutip The Verge, Jumat (21/9/2018) dipekerjakan pada 2015. Dalam pengaduannya, disebutkan selama tiga tahun Perez menerima ulasan dan feedback yang sangat baik untuk kinerjanya.

Divisinya merupakan salah satu divisi dengan kinerja terbaik di Spotify. Bahkan, Perez disebut-sebut sebagai pahlawan dalam sebuah presentasi internal perusahaan karena memberikan bantuan kepada rekan kerja yang menderita stroke.

Namun selama bekerja di Spotify, Perez menyadari cara perusahaan memperlakukan karyawan wanita dengan pria berbeda.

Merujuk pada perjalanan kerja yang diatur oleh seorang atasannya, Head of Sales US Spotify Brian Berner, lebih memilih tim dengan anggota pria ketimbang tim yang memiliki anggota wanita untuk mengikuti perjalanan kerja.

Contohnya pada 2016 dan 2017, Spotify mensponsori perjalanan para manajer sales di Sundance Film Festival untuk keperluan berjejaring dengan klien. Berner bertugas memilih manajer sales utama untuk hadir.

Namun, dari dua kali perjalanan, Berner lebih memilih untuk menugaskan tim yang semua anggotanya pria untuk pergi. Padahal, di tim lainnya beranggotakan sejumlah sales perempuan yang jabatannya lebih senior.

Perjalanan kerja itu pun disebut-sebut dengan nama "Berner's boys trip" oleh sejumlah karyawan Spotify lainnya. Parahnya, dalam dua perjalanan kerja itu kabarnya terjadi penyalahgunaan obat terlarang dan bentrokan fisik.

"Berner mengetahui semua ini dan hal tersebut melanggar kode etik Spotify, namun tidak ada tindakan apapun untuk pendisiplinan. Namun jika pelanggaran dilakukan oleh karyawan wanita, akan berbeda tindakannya," demikian ditulis dalam arsip pengadilan.

Masalah Gaji

Fantastis, 10 Perusahaan Ini Beri Gaji Selangit untuk Anak Magang
Ilustrasi bekerja (pixabay.com)

Perez mengatakan, Berner juga memberikan gaji yang tidak setara untuk karyawan pria dan wanita. Karyawan pria, kata Perez, mendapat kompensasi lebih tinggi, padahal jabatannya sama dengan karyawan wanita.

"Global Head Sales Spotify juga memberikan kompensasi lebih besar bagi karyawan pria ketimbang wanita. Salah satu karyawan pria bahkan dipromosikan, padahal dia sempat dikomplain karena tindak pelecehan seksual dan sejumlah peringatan dari perusahaan," demikian dalam arsip pengadilan.

Perez juga mengklaim, bos divisi SDM bercerita kepadanya, bagian SDM bersikap lebih mudah kepada karyawan pria yang diduga terlibat kasus pelecehan.

Dipecat

Ilustrasi Pemecatan
Ilustrasi Pemecatan

Gugatan Hukum itu juga menyebut, Perez dipecat secara tidak adil karena kesepakatan bisnis yang sebenarnya dipimpin oleh Berner. Padahal, dia mendapatkan satu tiket konser di Madison Square Garden.

Parahnya, menurut Perez, Berner membebani dirinya dengan seluruh tudingan dan memecatnya.

Berner juga mengirim email ke ratusan karyawan, menuding Perez telah bertindak tidak sesuai dengan kode etik dan pedoman kepatuhan internal.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya