Dua PR Besar Nokia untuk Rajai Pasar Smartphone di Indonesia

Nokia ingin kembali merajai pasar ponsel di Indonesia. Apa yang ingin dilakukan perusahaan?

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Okt 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 17:30 WIB
Nokia Android
Nokia punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk merebut pasar ponsel di Indonesia (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - HMD Global, pemilik merek smartphone Nokia, memiliki dua 'pekerjaan rumah' (PR) penting yang harus diselesaikan untuk bisa meraih posisi puncak di pasar ponsel Indonesia seperti belasan tahun lalu.

Saat peluncuran Nokia 6.1 Plus di Yogyakarta akhir pekan lalu, Miranda Vania Warokka, Head of Marketing Indonesia HMD Global, mengungkap strategi yang dilakukan perusahaan.

"Masalahnya tidak banyak orang yang tahu kalau Nokia sudah kini sudah hadir dalam smartphone Android," ujarnya kepada Tekno Liputan6.com.

 

Miranda menekankan, ada dua hal yang ditawarkan Nokia melalui produknya, yakni pengalaman antarmuka Android Stock yang pure, dan jaminan update sistem keamanan.

"Untuk jaminan security update pelanggan menerima sampai dua edisi ke depan, misal saat diluncurkan Nokia 6.1 Plus di Oreo, maka jaminan keamanan bakal sampai ke Pie atau setelahnya," ucapnya.

Adapun smartphone terbaru Nokia 6.1 Plus menawarkan kemampuan vlogging yang maksimal karena dilengkapi fitur kamera unik.

Ambil contoh, mode dual sight yang memungkinkan pengguna mengambil bothie, yakni foto dan video menggunakan kamera depan dan belakang secara bersamaan, serta dapat melakukan streaming bothie secara langsung di Facebook dan YouTube untuk berbagi kedua sisi cerita saat membuat vlog.

"Nokia 6.1 Plus memungkinkan pengguna membuat konten lebih kreatif," tutup Miranda.

Smartphone Nokia Kian Populer, Ini Buktinya

Nokia 7.1 Plus
Tampilan Nokia 7.1 Plus yang baru saja meluncur (sumber: HMD Global)

HMD Global baru berdiri kurang dari dua tahun, meski perusahaan menjual ponsel dengan merek Nokia. Kendati demikian, perusahaan sejauh ini dinilai membuahkan hasil yang baik di pasar smartphone.

Dilansir GSM Arena, Kamis (2/8/2018), berdasarkan data perusahaan riset Counterpoint, HMD Global dengan merek Nokia kini merupakan salah satu dari 10 vendor smartphone top di dunia berdasarkan pengapalan produk.

Perusahaan asal Finlandia itu menempati posisi sembilan dengan pengapalan smartphone 4,5 juta unit dan 1 persen pangsa pasar.

Pangapalan smartphone HMD Global mengalami pertumbuhan YoY sebesar 782 persen. HMD Global merupakan pemain baru dengan merek lama di pasar smartphone. Perusahaan ini berdiri pada Desember 2016.

Adapun posisi tiga besar ditempati oleh Samsung, Huawei dan Apple. Samsung memimpin dengan 20 persen pangsa pasar, diikuti Huawei 15 persen dan Apple 11 persen.

Posisi 10 besar lainnya di luar ke empat perusahaan tersebut ditempati oleh Xiaomi, Oppo, Vivo, LG, Lenovo dan Tecno. Total pengapalan smartphone global pada kuartal II 2018 mencapai 360 juta unit, turun 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

HMD Global Perkuat Penjualan Nokia di AS

Nokia 8
Penampakan Nokia 8. Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

HMD Global terus berusaha memperkuat posisinya di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Negeri Paman Sam merupakan salah satu pasar penting, termasuk bagi vendor ponsel seperti HMD Global. Oleh sebab itu, perusahaan dilaporkan tengah berusaha memperkuat penjualan smartphone Nokia di negara tersebut.

HMD Global sedang mencari beberapa karyawan untuk operasionalnya di AS, yang terdiri dari pimpinan e-commerce dan produk, serta manajer teknis.

Pencarian karyawan untuk menempati sejumlah posisi ini mengindikasikan HMD Global kian agresif di pasar smartphone.

Hal ini sekaligus dinilai sebagai langkah yang menarik mengingat salah satu rivalnya, Xiaomi, belum memasuki pasar AS.

Sebagian besar smartphone segmen menengah Nokia memang sudah tersedia di AS, sehingga akan membuat persaingan semakin sengit jika Xiaomi ikut menyusul.

Kendati demikian, langkah HMD di AS tidak akan berjalan dengan mudah. Pasalnya, saat ini perusahaan belum bekerja sama dengan operator seluler di negara tersebut.

Tanpa bantuan operator, akan sulit bagi smartphone Nokia atau merek lain untuk bersaing dengan vendor seperti Samsung, LG dan Motorola.

Para kompetitor tersebut memiliki kerja sama jangka panjang dengan semua operator di AS.

(Switzy/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya