Honor Klaim Tak Ada Smartphone Black Market di Indonesia

Presiden Honor Indonesia James Yang, menegaskan kalau di pasaran smartphone Tanah Air, tidak ada peredaran smartphone Honor black market (BM) alias ilegal.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Nov 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 16:00 WIB
Honor 8X
Cover belakang Honor 8X. Liputan6.com/Agustin Setyo W

Liputan6.com, Jakarta - Honor baru merilis smartphone terbarunya, Honor 8X. Dalam kesempatan setelah peluncuran, Presiden Honor Indonesia James Yang menegaskan bahwa di pasaran smartphone Tanah Air, tidak ada peredaran smartphone Honor black market (BM) alias ilegal.

Ia bahkan menyebut, kalau memang ada smartphone Honor black market, penjualan produk di Indonesia lebih banyak. Namun, hal itu sama sekali tidak memberikan keuntungan baik bagi konsumen, Honor, maupun pemerintah.

"Dari awal kami tidak punya satupun produk black market yang entah itu asalnya dari Singapura, Tiongkok, atau Hongkong," kata James Yang.

James Yang mengatakan, tanpa produk ilegal, penjualan Honor terus tumbuh di Indonesia dalam beberapa bulan sejak kemunculannya. Jika ada smartphone Honor ilegal, penjualan akan makin tinggi.

Namun, Honor terus mengendalikan agar produk ilegal tak merusak pasar Indonesia.

Tujuannya, agar pelanggan bisa mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari smartphone Honor resmi yang sudah disertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah.

"Kami memiliki kendali, agar pelanggan bisa mendapat manfaat lebih tinggi, kami pun sudah memiliki produk resmi (yang dirakit di Indonesia)," katanya.

Terkait rencana pemerintah untuk melindungi konsumen dari peredaran smartphone ilegal dengan metode IMEI, Honor mengaku terus mengikuti regulasi.

"Dengan (kebijakan) IMEI atau tidak untuk mengatasi smartphone ilegal, kami terus mengikuti regulasi pemerintah. Mulai dari manufaktur lokal hingga pengecekan smartphone agar sesuai kualitas internasional," ujar James Yang.

Bahaya Smartphone Black Market

Nokia
Deretan smartphone Nokia. Liputan6.com/ Andina Librianty

Meskipun dibanderol dengan harga lebih murah, membeli smartphone yang diimpor ilegal dari luar negeri ternyata menyimpan bahaya tersendiri. Kamu patut tahu apa saja bahayanya agar tak menyesal di kemudian hari.

1. Klaim Garansi Ribet

Berbeda dengan smartphone yang bergaransi resmi, smartphone black market biasanya diberi garansi oleh si penjual langsung.

Meski tidak semua smartphone black market rusak saat diterima, kamu mesti mempertimbangkan faktor garansi ini. Hal ini karena pembeli berpotensi sulit mengklaim garansi alias garansinya ribet untuk diklaim.

Sementara, klaim garansi untuk smartphone resmi cukup mudah. Kamu tinggal datang ke pusat servis resmi, menunjukkan kerusakan dan nota pembelian serta kartu garansi dan smartphone-pun bakal diperbaiki atau diganti. 

2. Waktu Garansi Singkat

Smartphone bergaransi resmi biasanya mendapatkan garansi setidaknya satu tahun. Ada juga yang digaransi selama dua tahun setelah pembelian.

Lain halnya dengan smartphone black market yang hanya digaransi seminggu atau sebulan.

Dengan masa garansi singkat, pemilik sudah pasti akan kerepotan saat smartphone-nya rusak meskipun baru saja dibeli. Mau tak mau, saat smartphone black market kamu bermasalah, kamu tak bisa lagi mengklaim garansi kepada si penjual.

 

Aksesori Abal-Abal

Dumai
Petugas gabungan berhasil gagalkan penyelundupan ponsel ilegal di Dumai. Foto: (Lanal Dumai)

3. Kerusakan Hardware Tak Diketahui

Smartphone black market tidak diketahui pasti kondisinya. Bisa saja terlihat baik fisiknya tetapi sebenarnya mengalami kerusakan, misalnya pada layar yang bergaris.

Minimnya pengecekan kualitas seperti yang dilakukan pada smartphone resmi membuat kita tidak tahu bagaimana kualitas produk yang sesungguhnya.

4. Aksesori Abal-Abal

Smartphone bergaransi resmi biasanya dibekali aksesori original dari produsen. Lain lagi dengan smartphone black market, yang mungkin hadir dengan sejumlah aksesori palsu.

Mungkin, ada juga penjual yang memberi pilihan untuk membeli secara ecer ataupun lengkap dengan aksesori, dan pembeli harus menambah biaya tambahan.

Nah, dari semua aksesori yang diberikan tentu yang paling berbahaya kalau palsu adalah charger. Sebab bisa saja smartphone mengalami masalah ketika menggunakan charger bukan original.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya