Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, tersiar kabar ada beberapa negara di dunia yang akan melarang penggunaan Huawei dan perlengkapan komunikasi ZTE di infrastruktur mereka.
Salah satu negara yang sedang mempertimbangkan langkah tersebut adalah Kanada.
Meski sempat menjadi sorotan internasional, tampaknya kabar larangan penggunaan perangkat Huawei dan ZTE tersebut hanya spekulasi semata.
Advertisement
Dilansir CBC, Senin (17/12/2018), Menteri Keselamatan Publik Kanada, Ralph Goodale menyebut laporan yang beredar hanya sebatas spekulasi.
Baca Juga
Goodale mengatakan, "Masalah ini harus dihadapi dengan hati-hati dan butuh pertimbangan yang panjang. Kami belum sampai pada kesimpulan apa pun."
Kabar pelarangan perangkat Huawei dan ZTE tersebut muncul setelah aliansi berbagi-intelijen Five Eyes (aliansi antara Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru) melakukan pertemuan pada Juli 2018.
Pada saat itu, mereka berdiskusi tentang rencana untuk memberlakukan larangan penggunaan perangkat Huawei dan ZTE di negara mereka masing-masing.
Â
AS Galang Dukungan Sekutu
Sejauh ini, baru AS, Australia, dan Selandia Baru yang memberlakukan larangan tersebut, dengan AS mendesak sekutu lainnya (termasuk Kanada) untuk melakukan hal yang sama.
Dari informasi yang dikumpulkan hingga saat ini, kekhawatiran terhadap Huawei dan ZTE yang menjadi mata-mata atas nama Tiongkok berawal dari rancangan undang-undang intelijen nasional negara itu.
Disebutkan, semua perusahaan Tiongkok akan mendukung, bekerja sama dengan dan berkolaborasi dalam pekerjaan intelijen nasional, dan menjaga kerahasiaan kerja intelijen nasional.
Mengingat peran besar Huawei dan ZTE dalam memasok peralatan komunikasi ke berbagai operator di berbagai negara, dapat dimengerti mengapa beberapa pemerintah sangat khawatir terhadap kedua vendor tersebut.
(Ysl/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Advertisement