Demi Likes, Lokasi Tsunami Banten Malah Jadi Tempat Selfie

Miris, sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana tsunami di Banten sebagai tempat untuk berfoto selfie.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Des 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 26 Des 2018, 13:01 WIB
Pandangan Udara Kerusakan Terparah Akibat Tsunami Selat Sunda
Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Situasi Kampung Sumur gelap gulita karena listrik mati saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Mengunggah foto di media sosial dengan berbagai latar demi mendulang tanda likes kini jadi hal yang wajar dilakukan. Namun, kali ini sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana tsunami di Banten sebagai tempat untuk berfoto selfie.

Hal ini dilaporkan oleh media Inggris The Guardian yang dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (26/12/2018).

Media Inggris ini menulis, ada sejumlah perempuan yang mendatangi lokasi bencana di Provinsi Banten demi mendapatkan 'perfect selfie'.

Orang-orang tersebut berfoto di depan tanah yang dibanjiri air dengan sejumlah kendaraan dan sampah yang terbawa gelombang tsunami, 22 Desember 2018 malam.

Dalam sebuah foto, ada empat perempuan berhijab yang tersenyum ke arah kamera smartphone. Salah satunya bahkan mengacungkan jari, membentuk huruf V.

Tidak tanggung-tanggung, para pencinta selfie ini sengaja bepergian berjam-jam untuk mencapai lokasi. Kemudian di sana mereka ber-selfie dan mengunggahnya di media sosial.

Salah satunya mengaku datang dari Cilegon. Mereka memang tak datang dengan tangan kosong. Para pencinta selfie ini sebelumnya melakukan bakti sosial dengan membawa sejumlah pakaian untuk didonasikan.

"Foto ini diunggah ke Facebook sebagai bukti bahwa kami benar ke sini dan memberikan bantuan," tutur perempuan yang mengaku bernama Solihat.

Makin Banyak Dapat Likes

Sejumlah orang selfie di depan lokasi bencana tsunami Banten
Sejumlah orang selfie di depan lokasi bencana tsunami Banten (Foto: The Guardian/ Jamie Fullerton)

Dia menambahkan, banyak orang menganggap bahwa berfoto selfie sebagai hal dangkal. Namun, pilihan background selfie yang tak biasa bisa menunjukkan makna lebih.

"Ketika orang-orang melihat foto tempat bencana, mereka sadar mereka ada di posisi yang lebih baik. Foto lokasi bencana akan mendapatkan tanda likes lebih banyak. Mungkin karena itu mengingatkan orang lain untuk bersyukur," tuturnya.

Gara-gara sapuan gelombang tsunami, banyak tubuh korban yang terbawa, termasuk di jalanan tempat orang-orang ber-selfie.

Saat ditanya kepantasan ber-selfie di depan lokasi bencana atau mayat, Solihat menjawab, "Tergantung dari niatnya. Jika ber-selfie untuk pamer, jangan. Tapi kalau untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, oke saja."

Sayangnya, dari berbagai gambar yang dijepret oleh jurnalis The Guardian Jamie Fullerton, tak terlihat bahwa orang-orang ber-selfie sambil menunjukkan kesedihan mereka.

Pasalnya, Fullerton melaporkan, ada seorang wanita dengan pakaian mirip tentara justru menghabiskan waktu setengah jam mengarungi tengah lapangan yang banjir agar bisa berfoto selfie dengan sebuah mobil SUV yang sudah rusak.

Kecewa dengan Mereka yang Selfie

Tsunami Anyer
Kendaraan melintas di antara puing-puing setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, pemilik mobil SUV yang mobilnya rusak, Bahrudin, mengaku kecewa dengan para pecinta selfie yang jauh-jauh datang ke desanya.

Pria yang jadi ketua petani lokal ini berdiri di kubangan air dengan boot-nya.

Ia mengaku kecewa saat ditanya bagaimana perasaannya melihat lokasi bencana jadi populer di media sosial.

Tak Menyesal Datang dari Jauh

Sejumlah orang selfie di depan lokasi bencana tsunami Banten
Sejumlah orang selfie di depan lokasi bencana tsunami Banten (Foto: The Guardian/ Jamie Fullerton)

Seorang gadis 18 tahun dari Jawa Tengah, Valentina Anastasia, mengaku tidak kecewa harus datang jauh-jauh dari Jakarta berkendara dengan mobil selama tiga jam.

"Saya ingin melihat lokasi bencana, kerusakannya, dan orang-orang yang terdampak," katanya kepada The Guardian.

Saat ditanya berapa banyak foto selfie yang diambil, dia malah tersenyum.

"Banyak. Untuk media sosial dan grup WhatsApp," katanya.

Dia pun kemudian mengambil banyak foto selfie dengan smartphone-nya dengan latar orang-orang sedang evakuasi kendaraan rusak di belakangnya.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya