Liputan6.com, Jakarta - Digitalisasi belakangan ini dinilai memberi dampak yang signifikan bagi industri.
Namun, untuk beberapa tahun ke depan, adopsi digital tak lagi menjadi nilai pembeda dengan perusahaan lain. Untuk itu, perusahaan dihadapkan pada tantangan baru yang disebut era pasca-digital.
Advertisement
Baca Juga
"Keberhasilan dalam dunia pasca-digital yang sedang berkembang ini didasarkan pada kemampuan organisasi untuk memberikan personalisasi realitas bagi pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis," kata Managing Director Technology Consulting Lead Accenture, Leonardo Nugroho di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Menurut laporan Accenture Technology Vision 2019, ada lima tren teknologi yang menjadi tantangan perusahaan ke depannya.
Tren pertama adalah distributed ledger, artificial intelligence, extended reality, dan quantum computing (DARQ).
Hasil survei yang dilakukan Accenture dari 6.600 responden, serta para eksekutif bisnis dan IT di seluruh dunia.
89 persen sudah mulai bereksperimen dengan satu atau lebih teknologi DARQ. Namun, di Indonesia baru 43 persen saja.
Sebanyak 41 persen dari responden mengatakan bahwa teknologi AI memiliki dampak lebih besar bagi perusahaan ketimbang teknologi DARQ lainnya.
Interaksi Teknologi dengan Konsumen
Selanjutnya adalah interaksi teknologi dengan konsumen sebagai kunci untuk memahami generasi konsumen berikutnya, dan menghasilkan hubungan yang bersifat individual berdasarkan pengalaman.
Bagaimana perusahaan dapat memberikan rekomendasi yang tepat, juga berdasarkan aktivitas terdahulu konsumen.
Tren ketiga adalah tenaga kerja yang semakin menjadi manusia plus.
Setiap pekerja diberdayakan oleh keterampilan dan kemampuan berbasis teknologi.
Survei mengatakan, 50 persen eksekutif di Indonesia setuju bahwa karyawan mereka matang secara digital daripada organisasi mereka.
Matang di sini berarti perkerja memanfaatkan teknologi tidak sekadar bermain sosial media saja, tetapi untuk membantu pengembangan diri dan perkerjaan mereka.
Lalu dengan segala macam kemudahan yang ditawarkan, muncul sebuah pertanyaan akan sistem keamanan.
Tren keamanan dan privasi saat ini menjadi kunci keberhasilan untuk menggaet kepercayaan konsumen.
Advertisement
Keamanan dan Privasi
Menurut laporan, hanya 29 persen yang tahu bahwa mitra kerjanya memiliki ketangguhan dalam keamanan.
Menariknya, di Indonesia sendiri hanya 7 persen yang tahu, tetapi tingkat kepercayaan kepada mitranya mencapai 82 persen.
Bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen dengan kecepatan yang sangat tinggi, menjadi tren terakhir. Teknologi membuat dunia memilki berbagai pengalaman yang serba dikostumisasi dan sesuai permintaan.
Sebanyak 85 persen responden setuju bahwa integrasi kostumisasi yang bersifat real time merupakan tantangan besar untuk ke depannya agar dapat bersaing.
Laporan juga mencatat bahwa perusahaan-perusahaan sedang mencari keunggulan spesifik, apakah itu layanan inovatif, efisiensi yang lebih tinggi, atau lebih banyak personalisasi.
Namun pada era pasca-digital ini, perusahaan berusaha melampaui persaingan dengan menggabungkan kekuatan-kekuatan ini untuk mengubah cara pasar bekerja.
(Surya Handika R/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: