Tak Sanggup Bayar Airbnb, Pria Ini Dibunuh Si Pemilik Penginapan

Pemilik penginapan Airbnb bernama Jason Colton tersebut, telah membunuh tamunya bernama Ramis Jonuzi secara keji pada Oktober 2017 lalu.

oleh Jeko I. R. diperbarui 08 Mar 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2019, 06:30 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua penginapan sepenuhnya aman, sekalipun penginapan online seperti Airbnb.

Belum lama ini, seorang host penginapan Airbnb di Melbourne, Australia, mengaku membunuh tamunya yang tak sanggup membayar biaya penginapan.

Pemilik penginapan Airbnb bernama Jason Colton tersebut, telah membunuh tamunya bernama Ramis Jonuzi secara keji pada Oktober 2017 lalu.

Pengadilan Victoria mengungkap kalau korban sempat dipukul dan ditusuk oleh Colton.

Alasannya, korban tidak dapat membayar biaya penginapan Airbnb yang tergolong mahal, yakni USD 149 atau setara dengan Rp 2 jutaan.

Colton, bagaimana pun menampik peristiwa tersebut bukan murni pembunuhan, karena ia hanya ingin memberikan 'pelajaran' kepada korban, dengan setidaknya membuatnya pingsan.

Menurut keterangan koran Australia, The Age, alasan korban menyewa kamar penginapan Colton karena ia ingin tempat yang murah untuk menginap.

Awalnya, ia menyewa kamar tersebut selama tiga malam, tetapi berencana untuk extend selama beberapa hari.

Saat check out, korban baru sadar bahwa ia tidak memiliki banyak uang di rekeningnya dan meminta maaf kepada Colton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ancaman 20 Tahun Penjara

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Colton bisa menerima ancaman penjara selama 20 tahun karena perbuatannya tersebut.

Ia pun mengaku menyesal karena telah melakukan aksi keji itu.

 


Tanggapan Airbnb

Airbnb
Airbnb. (Foto: Airbnb)

Menanggapi kasus ini, Airbnb menyampaikan rasa belasungkawa dan kekecewaannya. Pihaknya juga telah menghapus penginapan Colton dari platform.

"Airbnb tidak mentolerir tempat yang merusak standar komunitas global kami, seperti kekerasan," tandas Airbnb.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya