Liputan6.com, Jakarta - Penembakan brutal dilaporkan baru saja terjadi di masjid yang berada di wilayah Christchurch, Selandia Baru. Belakangan, pelaku yang diketahui bernama Brenton Tarrant itu menyiarkan langsung aksi brutalnya itu.
Dikutip dari The Washington Times, Jumat (15/3/2019), Tarrant ternyata diketahui melakukan live streaming aksinya tersebut melalui Facebook.
Dari tangkapan layar yang beredar, pria tersebut menggunakan nama akun Brenton Tarrant 9. Dia mulai melakukan siaran langsung sejak berada di mobil sebelum melakukan serangan.
Advertisement
Tarrant sendiri menyiarkan video tersebut selama 17 menit. Video yang direkam tersebut kemungkinan dilakukan melalui kamera aksi yang dipasang di kepalanya.
Baca Juga
Secara garis besar, siaran langsung yang disiarkan oleh Tarrant menampilkan aksi sadisnya saat menembak orang yang ada di depan masjid hingga masuk ke dalamnya.
Setelahnya, terlihat pula para jemaah masjid yang menjadi korban penembakan tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Tarrant menggunakan setidaknya satu senjata api semi-otomatis dan beberapa amunisi.
Sekadar informasi, insiden penembakan ini terjadi saat ada 300 orang tengah menjalankan ibadah salat Jumat di Masjid Al Noor, kota Christchurch, Selandia Baru.
Dikutip dari situs TVNZ, seorang saksi mata mengatakan pada wartawan New Zealand Stuff, dia mendengar setidaknya 20 tembakan dan melihat empat orang tergelatak bersimbah darah.
PM Jacinda Ardern: Penembakan Masjid Christchurch Hari Terkelam Selandia Baru
Perdana Menteri Selandia Baru telah memberikan pidato singkat menanggapi penembakan di masjid di Christchurch dan Linwood yang kabarnya telah menewaskan beberapa orang dan melukai sejumlah lainnya.
PM Jacinda Ardern mengatakan insiden itu adalah "salah satu hari paling kelam di Selandia Baru" dan bahwa para korban telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru rumah mereka. "Mereka adalah kita," katanya.
"Aku berduka untuk orang-orang di Christchurch terkait insiden penembakan ini," tuturnya. Dia juga mengingatkan agar penduduk mengikuti saran polisi untuk tetap berada di dalam ruangan.
"Saya mengakui mungkin masih ada beberapa anggota keluarga yang terpisah, tetapi tolong terus dengarkan informasi yang berkaitan dari Kepolisian Selandia Baru," tuturnya lebih lanjut.
Sejauh ini polisi Selandia Baru memperingatkan penduduk Kota Christchurch untuk tetap di dalam rumah dan bangunan, serta diminta segera menelepon layanan darurat 111 jika melihat perilaku dan hal mencurigakan di sekitar mereka.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement