Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, seorang pemilik Galaxy S10 5G di Korea Selatan mengunggah smartphone-nya yang mengalami kerusakan parah karena terbakar.
Pemilik smartphone tersebut mengklaim dirinya tidak melakukan apapun yang membuat perangkatnya terbakar. Ia juga menyebutkan, smartphone terbakar "tanpa alasan."
Advertisement
Baca Juga
"Smartphone saya ada di atas meja, kemudian tercium bau terbakar dengan asap yang mulai keluar dari smartphone," kata pemilik perangkat yang menyebut diri sebagai Lee, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari BGR, Senin (6/5/2019).
Dia melanjutkan, "saya langsung menjatuhkannya ke tanah ketika memegangnya karena sangat panas."
Kemudian, dia menambahkan, segala sesuatu di dalam perangkat tersebut telah terbakar. Kendati begitu, Samsung enggan memberikan ganti rugi seperti yang diminta oleh Lee.
Kepada AFP, Samsung mengatakan, kerusakan yang terjadi pada smartphone tersebut merupakan hasil dari "dampak eksternal", bukan karena masalah internal (komponen di dalam smartphone).
Karena keterangan tentang insiden ini sangatlah sedikit, baik dari pihak Lee maupun Samsung, sulit untuk menyimpulkan apakah Galaxy S10 5G benar-benar bermasalah.
Masalah di Galaxy Note 7
Sebelumnya di tahun 2016, Samsung terpaksa menghentikan penjualan flagship smartphone mereka yakni Galaxy Note 7.
Kala itu, Samsung mengakui bahwa ditemukan cacat manufaktur pada baterai sejumlah smartphone tersebut. Gara-gara itu, baterai smartphone menghasilkan panas berlebih dan menyebabkan perangkat terbakar.
Setelah banyak masalah dilaporkan pada penggantian batch pertama, Samsung mengeluarkan penarikan produk kedua sekaligus menghentikan produksi Galaxy Note 7 secara bersamaan.
Karena kasus pada Galaxy Note 7 itu, perusahaan mulai menerapkan 8 tahapan pengujian sekaligus inspeksi proses pada baterai seluruh smartphone mereka.
Advertisement
Fingerprint Scanner Galaxy S10 Bisa Dikelabui?
Perusahaan memperkenalkan salah satu fitur unggulan di Galaxy S10 dan S10 Plus, yakni sensor sidik jari di layar menggunakan teknologi ultrasonik.
Diklaim sebagai paling aman dibandingkan dengan pemindai sidik jari biasa, rupanya teknologi tersebut mampu dikelabui. Hal tersebut dibuktikan oleh pengguna Imagur dengan akun darkshark.
Dikutip dari laman Engadget, Selasa (9/4/2019), ia mampu membuka kunci layar Galaxy S10 dengan menggunakan sidik jari yang dicetak menggunakan printer 3D.
Dijelaskan, ia menggunakan sidik jari miliknya yang dipotret dari gelas anggur. Setelah itu, dia mengedit foto tersebut memakai software Photoshop dan membuat model 3D sidik jarinya memakai program 3DS Max.
I attempted to fool the new Samsung Galaxy S10's ultrasonic fingerprint scanner by using 3d printing. I succeeded.
Setelah itu, ia pun mencetak model 3D sidik jari tersebut menggunakan printer 3D-nya.
Lebih lanjut, teknologi ultrasonik di Galaxy S10 memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi sidik jari seseorang, membandingkannya dengan data yang sudah tersimpan di dalam perangkat.
(Tin/Isk)