Huawei Mate 30 Hadir 19 September?

Informasi baru tentang Huawei Mate 30 kembali beredar di ranah internet. Smartphone tersebut dilaporkan akan hadir pada bulan depan.

oleh Andina Librianty diperbarui 13 Agu 2019, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 11:30 WIB
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Informasi baru tentang Huawei Mate 30 kembali beredar di ranah internet. Smartphone tersebut dilaporkan akan hadir pada bulan depan.

Dilansir dari Phone Arena, Selasa (13/8/2019), Huawei dilaporkan akan mengumumkan Mate 30 dan Mate 30 Pro pada 19 September 2019. Informasi ini disebut berasal dari President of Software Development Huawei, Wang Chenglu.

Kedua smartphone tersebut disokong prosesor terbaru, Kirin 990. Prosesor ini disebut menyuguhkan efisiensi energi lebih besar.

Selain itu, keduanya akan hadir dengan EMUI 10 berbasis pada Android Q. Namun, kemungkinan tidak ada layanan bawaan dari Google, yang disebabkan masih ada konflik antara Huawei dengan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Setelah diumumkan pada pertengahan bulan depan, seri Mate 30 kemungkinan akan dijual pada Oktober 2019. Sama seperti flagship smartphone Huawei sebelumnya, seri Mate 30 kemungkinan besar tidak akan dijual di AS.

Pengapalan Ponsel Huawei Tembus 118 Juta Unit

Huawei Mate 20 Pro
Huawei Mate 20 Pro (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Lebih lanjut, Huawei pada akhir bulan lalu, mengumumkan telah mengapalkan 118 juta unit ponsel di pasar global, termasuk dari merek Honor, pada semester I 2019. Jumlahnya naik 34 persen dari periode sama pada tahun lalu.

Dilansir Forbes, penjualan ponsel tersebut menyumbang lebih 55 persen untuk total pendapatan Huawei. Perusahaan asal Tiongkok itu membukukan pendapatan 401,3 miliar yuan pada semester pertama tahun ini.

Chairman Huawei, Liang Hua, mengatakan kinerja kuat perusahaan sebagian besar didukung oleh momentum yang telah dibangun selama setahun terakhir. Namun, ia melihat kemungkinan akan ada tantangan pada semester II tahun ini.

"Bisnis konsumen kami berkembang pesat sebelum 16 Mei , dan sejak hari itu ada beberapa perlambatan. Secara obyektif, kami akan menghadapi beberapa tantangan di babak yang akan datang," ungkap Liang.

16 Mei merujuk pada saat pemerintah AS menambahkan Huawei ke "Entity List", yang secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS berbisnis dengan Huawei.

Kebijakan ini dianggap sebagai pukulan mematikan bagi bisnis Huawei di luar negeri, terlebih lagi perusahaan juga bergantung pada OS Android dan komponen lain dari AS.

Beberapa waktu lalu, pemerintah AS telah memberikan penangguhan kepada Huawei terkait kebijakan tersebut dengan sedikit kelonggaran, selama tidak membahayakan keamanan nasional. Liang pun mengonfirmasi bahwa para penyuplai AS sudah mulai melanjutkan perbincangan bisnis dengan Huawei.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya