Liputan6.com, Jakarta - Twitter dilaporkan tengah menguji coba cara baru agar pengguna dapat menyaring pesan yang masuk melalui Direct Message (DM). Dengan kata lain, pengguna Twitter dapat mengatur pesan yang masuk ke dalam inbox-nya.
Seperti diketahui, saat ini pesan yang melalui Direct Message dapat berasal dari siapa saja, termasuk pesan spam. Untuk itu, Twitter kini membagi pesan yang masuk ke Direct Message.
Dikutip dari Tech Crunch, Senin (19/8/2019), dalam uji coba ini, Twitter menghadirkan kolom khusus di Direct Message yang diberi nama Message Request. Bagian ini akan menampilkan pesan dari akun yang tidak memiliki hubungan dengan pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Jadi, pesan yang berasal dari akun asing akan langsung masuk ke bagian ini dan pengguna dapat menyaringnya sebelum masuk ke kotak masuk utama di Direct Message.
Tidak hanya itu, Twitter menyertakan kemampuan filtering di dalam pesan tersebut. Oleh sebab itu, pesan yang terindikasi berisi konten bermasalah tidak akan ditampilkan, kecuali pengguna memilih untuk memperlihatkannya.
Kehadiran fitur ini disebut-sebut menambah kenyamanan pengguna Twitter yang terbiasa memanfaatkan fitur Direct Message. Selain itu, fitur ini sekaligus menawarkan platform yang lebih sehat bagi Twitter, terutama dalam hal perundungan online.
Perlu diketahui, kemampuan serupa sebenarnya sudah hadir di Facebook Messenger. Facebook memang sejak awal menghadirkan tab terpisah untuk pesan yang berasal dari orang asing atau akun yang belum berhubungan.
Akan tetapi, mengingat fitur ini masih sebatas uji coba, belum dapat dipastikan kapan Twitter akan menggulirkannya sebagai fitur resmi. Untuk itu, menarik menunggu pengumuman lebih lanjut dari situs microblogging tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Twitter Akui Kesalahan Sebar Data Pengguna ke Pengiklan
Sebelumnya, Twitter mengakui pihaknya tidak sengaja menggunakan data pengguna tanpa izin untuk iklan tertarget. Hal ini terjadi karena adanya masalah dalam menu pengaturan di situs microblogging tersebut.
Dikutip dari Reuters, Senin (12/8/2019), Twitter mengaku masalah tersebut ditemukan pekan lalu dan sudah diatasi. Sayangnya, perusahaan yang dipimpin Jack Dorsey itu tidak mengungkap lebih lanjut pengguna yang terdampak masalah ini.
Dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (12/8/2019), Twitter memang mengakui adanya isu ini dan menyebut ada dua dampak yang ditimbulkan bagi pengguna.Â
Menurut Twiter, pengguna yang memakai aplikasi seluler sejak Mei 2018 dan mengklik iklan, ada kemungkinan datanya dibagi dengan pengiklan.
Adapun data itu termasuk kode negara, interaksi dengan iklan, atau informasi tentang iklan tersebut. Dalam hal ini, pengguna memang tidak memberikan izin pada Twitter alias dilakukan secara diam-diam.
Twitter juga mengaku ada kemungkinan pihaknya mengetahui model perangkat yang digunakan untuk mengakses layanannya, meski tidak diberi izin oleh pengguna.
Namun, data itu tidak mengandung informasi, seperti kata sandi, akun email, dan informasi lain.
Twitter pun meminta maaf atas masalah ini dan akan mengambil langkah untuk memastikan kesalahan serupa tidak akan terulang lagi.
Sebagai tidak lanjut masalah ini, Twitter menyarankan pengguna memeriksa pengaturan akun untuk mengetahui pemberian izin terkait iklan di layanan tersebut.
(Dam/Ysl)
Advertisement