Grammarly Raih Pendanaan Rp 1,2 Triliun

Startup penyedia layanan pemeriksa ejaan dan tata bahasa, Grammarly, meraih pendanaan sekitar Rp 1,2 triliun.

oleh M Hidayat diperbarui 11 Okt 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 09:30 WIB
Ilustrasi Pendanaan (Funding) Startup
Ilustrasi Pendanaan (Funding) Startup via The American Genius

Liputan6.com, Jakarta - Startup penyedia layanan pemeriksa ejaan dan tata bahasa, Grammarly, meraih pendanaan sekitar USD 90 juta atau Rp 1,2 triliun. Putaran pendanaan kedua ini dipimpin oleh General Catalyst dan co-investors lainnya.

Secara akumulatif, jika ditambahkan dengan pendanaan senilai USD 110 juta (sekitar Rp 1,5 triliun) pada Mei 2017, saat ini Grammarly telah mengantongi USD 200 juta (sekitar Rp 2,8 triliun).

Pendanaan kedua ini antara lain akan digunakan untuk menambah jumlah karyawan startup yang berlokasi di beberapa kota dunia itu, yakni Kyiv (Ukraina), San Fransisceo dan New York (Amerika Serikat), dan Vancouver (Kanada).

Selain itu, pendanaan ini akan digunakan untuk membangun sebuah asisten komunikasi berbasis kecerdasan buatan dengan kemampuan andal.

"Komunikasi adalah sebuah kebutuhan dasar manusia yang menghubungkan dan memajukan kita," kata CEO Grammarly Brad Hoover.

Namun, menurut Brad, hal itu membutuhkan sumber daya dan waktu dan itu dapat menjadi tantangan sendiri.

Oleh sebab itu, Brad yakin kecerdasan buatan yang Grammarly kembangkan akan "mampu berkomunikasi secara jelas dan efektif bagi penulis, akademisi dan profesional yang menulis dalam bahasa Inggris, baik penutur asli maupun bukan". Demikian dikutip dari Venture Beat, Jumat (11/10/2019).

 

Startup Bandung Jadi Juara Arena Pitch Battle

Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2019 menyebutkan, pendanaan investor ke startup di kawasan Asia Tenggara selama paruh pertama 2019 mencapai USD 7,6 miliar (sekitar Rp 107 triliun). Nilai ini meningkat sekitar 7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.

Melihat potensi tersebut, Tech in Asia sebagai salah satu platform komunitas teknologi dan startup terbesar di Asia, menyelenggarakan konferensi regional Tech in Asia sebagai penghubung bagi para startup dengan investor.

Startup Finalis Arena Pitch Battle di Tech in Asia 2019 Conference. Kredit: Tech in Asia

Salah satu sesi menarik di ajang ini adalah Arena Pitch Battle. Di sesi ini, startup asal Bandung, Simak, meraih titel juara pertama, disusul oleh Wisible (Thailand) sebagai juara kedua, dan Halofina (Indonesia) sebagai juara ketiga.

Sesi ini disponsori oleh Surge, akselerator startup di bawah naungan perusahaan modal ventura Sequoia Capital. Selain hadiah senilai ribuan dolar USD, startup terpilih juga akan mendapatkan pembinaan dari Surge. Berikut profil dari dari para finalis:

  • Wisible (Thailand) - startup penyedia layanan platform Customer Relationship Management (CRM). Platform ini menawarkan layanan CRM yang telah terintegrasi dengan beragam kanal komunikasi.
  • Simak-Online (Indonesia) - aplikasi terintegrasi yang dapat digunakan oleh sekolah, guru, dan siswa untuk dapat terkoneksi satu sama lain. Startup ini menawarkan kemudahan bagi administrasi sekolah dalam pengelolaan kegiatan dan penilaian.
  • QueQ (Thailand) - startup ini menawarkan solusi agar pengguna tidak perlu membuang-buang waktu hanya untuk mengantre di suatu tempat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan tiket dan memonitor panjangnya antrean, baik di bank, rumah sakit, maupun tempat lainnya.
  • Meiro (Singapura) Meiro - startup Customer Data Platform (CDP) yang mampu menyatukan data online maupun offline milik pengguna.
  • Halofina (Indonesia) - startup dengan konsep asisten virtual bagi generasi milenial yang ingin mulai menata alokasi keuangan mereka. Caranya dengan berinvestasi saham, reksa dana, obligasi ritel, emas, dan lainnya.

(Why/Isk)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya