Liputan6.com, Jakarta - Jerman merupakan salah satu negara di mana mobil listrik tengah menjadi tren. Hal ini antara lain ditopang oleh pemerintah setempat yang mendukung upaya pabrikan perusahaan otomotif dalam pengembangan teknologi ini.
Terkini, kanselir Jerman, Angle Merkel, mendorong perusahaan otomotif untuk secara kolektif menyediakan satu juta stasiun pengisian daya mobil listrik per tahun 2030.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam sebuah pertemuan dengan perwakilan perusahaan otomotif pada Minggu (3/11/2019).Â
Advertisement
Baca Juga
Hal ini merupakan salah satu wujud upaya pemerintah yang mendukung peralihan ke teknologi mobil listrik yang rendah emisi di tengah isu pemanasan global.
"Untuk tujuan ini (mengurangi emisi kendaraan), kami ingin membuat sejuta titik pengisian (mobil listrik) pada tahun 2030 dan industri harus berpartisipasi dalam upaya ini, itulah yang akan kita bicarakan," kata Merkel yang memiliki titel doktor di bidang kimia kuantum tersebut sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (4/11/2019).
Sebagai gambaran, di Jerman saat ini baru ada sekitar 20.000 stasiun pengisian mobil listrik. Apakah ambisi Merkel mungkin tercapai? Melihat rekam jejak perusahaan otomotif Jerman di industri mobil listrik beberapa tahun belakangan ini, ambisi itu mungkin saja dapat terwujud.
Tesla Dapat Izin Produksi di Tiongkok
Diwartakan sebelumnya, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla akhirnya meraih izin dari otoritas Tiongkok untuk mulai melakukan produksi di sana.
Pihak yang mengeluarkan izin ini adalah Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok.
"Lampu hijau sepenuhnya diberikan kepada Tesla untuk melakukan produksi di Tiongkok," kata Yale Zhang, kepala konsultan Automotive Foresight yang berbasis di Shanghai, dikutip dari Reuters, Jumat (18/10/2019).
Namun, perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Elon Musk itu belum menanggapi kabar ini.
Diwartakan sebelumnya, Tesla telah mendaftarkan sebuah unit konstruksi di Tiongkok. Hal itu merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk masuk ke pasar mobil di Tiongkok.
Menurut Sistem Publisitas Informasi Perusahaan Nasional Tiongkok, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (3/10/2019), perusahaan berbasis di California itu telah membuka unit konstruksi di Shanghai dengan modal terdaftar senilai USD 1 juta.Â
(Why/Ysl)
Advertisement