Imbas Penyebaran Covid-19, Pengapalan Smartphone Terjun Bebas

Jumlahnya turun cukup signifikan jika dibandingkan dengan Februari 2019, dan hal ini disebabkan penyebaran Covid-19 di berbagai negara.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Mar 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 06:30 WIB
Samsung Galaxy A01
Samsung Galaxy A01 - Entry level smartphone terbaru Samsung untuk pasar Indonesia. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan riset pasar Strategy Analytics merilis laporan tentang pengapalan smartphone per Februari 2020. Jumlahnya turun cukup signifikan jika dibandingkan Februari 2019, dan hal ini disebabkan penyebaran Covid-19 di berbagai negara.

Dilansir dari GSM Arena, Senin (23/3/2020), pengapalan smartphone global pada Februari lalu mencapai 61,8 juta unit. Turun 38 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya.

Berdasarkan catatan Strategy Analytics, pengapalan smartphone global pada Februari 2019 mencapai 99,2 juta.

"Terjadi penurunan terbesar pada Februari 2020 dalam sejarah pasar smartphone dunia. Suplai dan permintaan smartphone menurun di Tiongkok dan di seluruh Asia, serta melambat di seluruh dunia," ujar Executive Director Strategy Analytics, Neil Waston.

Dampak Penyebaran Virus Corona

Relawan Bagi-Bagi Masker ke Pengguna Jalan
Warga mengenakan masker yang dibagikan relawan di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (17/3/2020). Sebanyak 3.000 masker dibagikan gratis kepada pengguna jalan sebagai salah satu bentuk keprihatinan sekaligus berpartisipasi dalam upaya mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penurunan tajam ini disebabkan penyebaran virus Corona di berbagai negara, terutama Tiongkok. Mayoritas produksi smartphone berada di Tiongkok, dan akibat penyebaran virus Covid-19, produksi pun melambat pada Januari.

Hal tersebut akhirnya mengganggu rantai suplai di seluruh dunia, tidak terbatas pada produk elektronik konsumen. Selain itu, orang-orang juga tidak bisa dan tidak mau berbelanja ke toko-toko offline.

"Ketakutan terhadap virus Corona telah menyebar ke Eropa, Amerika Utara, dan di tempat lain, serta ratusan juta konsumen sedang berada di dalam lockdown, tidak mampu dan tidak mau berbelanja untuk perangkat baru," jelas analis senior Strategy Analytics, Yiwen Wu.

"Industri smartphone harus bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk meningkatkan penjualan dalam beberapa pekan ke depan, seperti online flash sale atau diskon besar untuk bundling dengan berbagai produk bagus seperti smartwatch," sambungnya.

(Din/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya