Inisiatif East Ventures cs Lampaui Target Rp 10 Miliar untuk Produksi Massal Test Kit Covid-19 Lokal

Inisiatif East Ventures cs dalam menghimpun dana untuk pengembangan dan produksi qPCR Test Kit Covid-19 melampaui target Rp 10 miliar.

oleh M Hidayat diperbarui 27 Apr 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 18:30 WIB
Startup lokal Nusantics mengembangkan Purwarupa qPCR Test Kit untuk Covid-19 di Indonesia
Startup lokal Nusantics mengembangkan Purwarupa qPCR Test Kit untuk Covid-19 di Indonesia. Kredit: Nusantics

Liputan6.com, Jakarta - Inisiatif East Ventures cs dalam menghimpun dana untuk pengembangan dan produksi 100.000 RT-PCR test kit buatan lokal melampaui target Rp 10 miliar.

Dana itu terkumpul dalam waktu sekitar 4 pekan dan berasal dari lebih dari 2.000 individu dan korporasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Antusiasme yang ditunjukkan oleh individu dan pemimpin-pemimpin startup untuk terlibat dalam penggalangan dana kami adalah bukti semangat gotong royong dalam menanggulangi wabah Covid-19. Kami berterima kasih kepada semua donatur, sukarelawan, dan partner yang bekerja keras untuk gerakan Indonesia PASTI BISA," tutur Willson Cuaca, co-founder sekaligus managing partner di East Ventures dalam keterangan tertulis.

Selain itu, inisiatif ini juga menghimpun dana dari korporasi di berbagai bidang industri termasuk Samora Group dan Triputra Group. Dari komunitas internasional, inisiatif ini mendapatkan dukungan dana dari Pavilion Capital, Adams Street Partners, serta Zhang Yiming yang merupakan CEO ByteDance--perusahaan indukTikTok.

Donatur korporasi dalam inisiatif Indonesia PASTI BISA itu termasuk startup lokal seperti Tokopedia, Sociolla, Waresix, dan Traveloka serta perusahaan modal ventura seperti East Ventures, EV Growth, dan AC Ventures.

Presiden Direktur Samora Group Yohan Setiawan mengatakan menyebut terdorong untuk mendukung gerakan ini setelah mendapatkan informasi dari Nusantics, salah satu portofolio startup East Ventures.

"Apalagi ini karya anak-anak muda Indonesia. Senang juga bisa turut membantu anak bangsa kita membuat test kit yang bisa berguna untuk Indonesia" ujar Yohan.

Sementara itu, CEO dan Co-founder Tokopedia, Willliam Tanuwijaya mengaku merasa memiliki terpanggil "untuk turut berperan dalam melawan pandemi Covid-19.

"Kami percaya, dengan sifat gotong royong yang dimiliki masyarakat Indonesia, kita bisa bersama-sama melalui ini semua," kata William.

Bio Farma siap produksi massal

Bio Farma siap memproduksi massal RT-PCR Test Kit COVID-19
Bio Farma siap memproduksi massal RT-PCR Test Kit COVID-19. Kredit: Bio Farma

Diwartakan sebelumnya, proyek pengembangan Real Time Polymerase Chain Reaction atau RT-PCR test kit untuk COVID-19 siap memasuki fase produksi massal di PT Bio Farma. Proyek ini antara lain didukung inisiatif Indonesia PASTI BISA. 

Inisiatif Indonesia PASTI BISA melakukan penggalangan dana senilai Rp10 miliar untuk pengembangan dan produksi 100.000 paket RT-PCR test kit untuk Covid-19 tersebut. Nantinya paket test kit itu akan didistribusikan dan digunakan secara gratis.

RT-PCR, yang dikenal juga sebagai qPCR, merupakan alat uji standar tinggi untuk mendiagnosis infeksi COVID-19. Ia dapat digunakan untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dengan memeriksa sampel genetika yang diambil dari rongga hidung atau rongga mulut pasien (swab).

Pengembangan dan produksi buatan Indonesia ini merupakan salah satu proyek Gugus Tugas/Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19). Gugus Tugas ini berada di bawah naungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pada praktiknya, Bio Farma akan memproduksi RT-PCR test kit dengan merujuk pada purwarupa (prototipe) rancangan test kit INDONESIA TFRIC19 yang dikembangkan oleh Nusanticsstartup bioteknologi lokal yang bergerak di bidang genetika.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan fasilitas milik Bio Farma siap melakukan produksi massal RT-PCR test kit ini. Kapasitas terpasang pabrik Bio Farma di Bandung saat ini mencapai 15.000 test kit yang dikemas dalam 600 boks per harinya.

"Prototipe akan kami terima dalam waktu dekat ini dari Nusantics. Kemudian, Bio Farma akan memproduksi secara massal dalam jumlah besar yang akan memanfaatkan fasilitas produksi yang ada di Bio Farma termasuk proses pengujian (quality control), pengemasan (packaging), dan distribusi," ujar Honesti dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).

Seratus persen buatan lokal

Ilustrasi Laboratorium Nusantics
Ilustrasi Laboratorium Nusantics, Startup Lokal yang Terlibat Pengembangan Test Kit untuk Covid-19 Bersama BPPT. Kredit: Nusantics

Proses produksi, kata Honesti, akan memanfaatkan fasilitas produksi dan SDM perusahaan yang kompeten di bidang biomolekuler.

"Jadi bisa dikatakan test kit ini adalah seratus persen produksi dalam negeri oleh Putra-Putri Bangsa Indonesia. Mudah-mudahan keberadaan test kit berbasis qPCR ini dapat membantu pemerintah dalam percepatan penanganan menghadapi pandemi Covid-19," tutur Honesti.  

Lebih lanjut, Honesti menyebut Bio Farma akan menanggung ongkos produksi test kit dan menyediakan SDM lainnya.

Sementara itu, dana hasil penggalangan gerakan Indonesia PASTI BISA akan digunakan untuk memenuhi seluruh bahan baku produksi, yang terdiri dari primer, probe, dan mastermix. Sebagian dana juga digunakan untuk proses distribusi test kit dari pabrik ke pengguna.

(Isk/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya