Studi: Orang Tua Kurang Terwakili di Fase Uji Coba Vaksin dan Pengobatan Covid-19

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa orang tua kurang terwakili pada sebagian besar uji coba vaksin dan pengobatan Covid-19.

oleh M Hidayat diperbarui 29 Sep 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa orang tua kurang terwakili pada sebagian besar uji coba vaksin dan pengobatan Covid-19.

Studi yang terbit di Journal of the American Medical Association Internal Medicine menyebutkan secara global orang berusia 65 tahun ke atas mewakili sembilan persen populasi di dunia.

Namun di kondisi pandemi ini, mereka merepresentasikan 30-40 persen kasus Covid-19 dan 80 persen kematian akibat Covid-19.

Penelitian ini mendapati bahwa orang tua sangat cenderung tidak dilibatkan di lebih dari 50 persen uji klinis dan 100 persen uji coba vaksin Covid-19. Padahal, pelibatan mereka dalam uji klinis sangat penting untuk memastikan akses setara terhadap perawatan ini.

"Yang pasti, beberapa pengecualian memang diperlukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan orang tua, seperti penyakit penyerta yang tidak terkontrol dengan baik," kata Sharon K. Inouye, Director of the Aging Brain Center di Hinda and Arthur Marcus Institute for Aging Research at Hebrew SeniorLife dikutip dari keterangannya via Eurekalert.

 

Mengapa penting?

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Menurut penelitian tersebut, penting bahwa uji klinis Covid-19 melibatkan orang tua untuk memastikan efektivitas perawatan dan untuk menemukan dosis tepat dalam kelompok usia ini.

Para peneliti khawatir hal ini dapat menyebabkan perawatan tidak efektif, bahkan mungkin membahayakan untuk orang dewasa yang lebih tua.

"Kami prihatin bahwa pengecualian orang dewasa yang lebih tua dari uji klinis akan secara sistematis membatasi kemampuan untuk mengevaluasi kemanjuran, dosis, dan efek samping pengobatan Covid-19 pada populasi ini," tutur Sharon.

Data penelitian ini merujuk pada uji klinis Covid-19 yang terdaftar di https://www.clinicaltrials.gov/ dari 1 Oktober 2019 hingga 1 Juni 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya