XL Axiata: Spektrum Frekuensi Eksisting Belum Cukup untuk Geber Layanan 5G

XL Axiata menilai, saat ini spektrum frekuensi yang dimilikinya masih belum cukup untuk membuat pelanggan puas jika dipakai untuk menggeber layanan 5G pada tahun-tahun mendatang.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Des 2020, 15:31 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 19:01 WIB
XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

Liputan6.com, Jakarta - XL Axiata blak-blakan mengenai spektrum frekuensi untuk menyelenggarakan jaringan 5G. XL Axiata menilai, saat ini spektrum frekuensi yang dimilikinya masih belum cukup membuat pelanggan puas jika dipakai untuk menggeber layanan 5G pada tahun-tahun mendatang.

Perlu diketahui, saat ini XL Axiata menggelar layanan 2G, 3G, dan 4G LTE di tiga spektrum. Pertama adalah 900MHz dengan lebar pita 7,5MHz, 2.1GHz dengan lebar 22,5MHz, dan 1.8GHz dengan lebar 15MHz.

Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, agar pelanggan bisa merasakan layanan 5G yang sesungguhnya, operator telko butuh spektrum frekuensi yang lebih besar. Dengan begitu, layanan yang diberikan bisa optimal.

"Untuk merasakan 5G yang sesungguhnya, butuh spektrum lebih besar. Saat ini XL menggunakan 1.8GHz dan 2.1GHz untuk 4G dan 5G (saat uji coba teknologi dynamic spectrum sharing/DSS). Ke depannya, kami ingin ada spektrum khusus untuk menggelar 5G," kata Gede, dalam update persiapan 5G XL Axiata, Rabu (23/12/2020).

Ia menyebut, ketiga spektrum frekuensi yang dimiliki perusahaan akan dimanfaatkan dengan efisien untuk menggelar layanan 5G, jika saatnya tiba.

"Semuanya akan dimanfaatkan, namun kita kembalikan lagi ke peraturan pemerintah karena katanya akan menggulirkan kebijakan khusus untuk pita frekuensi 5G," tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini masih ada tanda tanya besar terkait spektrum yang dimiliki dengan kemungkinan hadirnya layanan 5G.

"Untuk men-deliver pengalaman 5G yang diinginkan pelanggan, dibutuhkan frekuensi yang lebih besar dan pita yang lebar, agar layanannya optimal. Kalau hanya mengandalkan spektrum yang kami miliki, tidak akan cukup untuk menghadirkan experience seperti yang diminta pelanggan," ujarnya.

Kurang Spektrum Bikin Layanan 5G Tak Maksimal

XL Axiata
XL Axiata melakukan uji coba penggunakan teknologi Dynamic Spectrum Sharing untuk menggelar layanan 4G dan 5G secara bergantian menggunakan spektrum frekuensi yang dimiliki (Foto: XL Axiata)

Gede bahkan mencontohkan, di Korea Selatan sebagai negara pertama yang menggelar layanan 5G komersil, pengguna masih merasa kurang puas dengan kecepatan internetnya.

"Mereka kurang puas dengan layanan 5G, ini lebih ke infrastruktur dan spektrumnya yang tidak cukup. Makanya, banyak yang perlu dilakukan untuk untuk mempersiapkan 5G, agar ekspektasi tinggi pelanggan bisa dipenuhi," katanya.

Untuk itu, XL Axiata meminta pemerintah untuk membuka kemungkinan kerja sama dengan operator lainnya.

Chief Corporate Officer XL Axiata Marwan O Baasir menambahkan, operator telekomunikasi di Indonesia memang masih menunggu kebijakan pemerintah untuk menggelar 5G, termasuk kebijakan mengenai spectrum dan network sharing.

"Mudah-mudahan semua bisa berlangsung lancar karena sudah ada omnibus law," tuturnya.

Dilihat dari segi spektrum frekuensi pun, ia berharap agar frekuensi 700MHz, 2.6GHz, dan 3.5GHz bisa segera dimanfaatkan, sehingga operator bisa segera menyediakan layanan 5G.

"Makanya (lelang) frekuensi 700MHz pada 2022, 3.5GHz pada 2023, dan 2.6GHz pada 2024 itu benar-benar kami harapkan agar 5G bisa memberi manfaat ke semua pihak. Dengan demikian, spektrumnya ideal dan jumlah bandwidth sesuai yang kami harapkan," kata Marwan.

Marwan menambahkan, minimal operator membutuhkan pita frekuensi selebar 40MHz untuk bisa menggelar layanan 5G dengan user experience yang baik.

Frekuensi Paling Ideal Buat 5G

Group Head Technology Strategy & Architecture XL Axiata I Gede Darmayusa (tengah) menjelaskan mengenai ekspansi jaringan 4G di Sumbawa, NTB, Senin (26/8/2019).
Group Head Technology Strategy & Architecture XL Axiata I Gede Darmayusa menjelaskan mengenai ekspansi jaringan 4G di Sumbawa, NTB, Senin (26/8/2019).

Gede pun menjelaskan dengan rinci masing-masing spektrum yang sekiranya mungkin dipakai untuk menggelar layanan 5G.

Mulai dari low frequency yakni 1GHz ke bawah. Spektrum ini menurut Gede, memiliki jangkauan yang sangat luas sehingga cocok dipakai menggelar layanan 5G di daerah permukiman. 

Kedua ada mid frequency, antara lain adalah spektrum 1.8GHz, 2.1GHz, 2.3GHz, dan 2.6GHz, 2.8GHz, dan 3.5GHz. Terakhir, high frequency yakni mulai dari 28GHz dan seterusnya.

Menurut Gede dari semuanya, yang paling ideal untuk menggelar layanan 5G adalah mid frequency. 

"Karena untuk coverage dan kapasitasnya bagus, lebar pita frekuensinya pun cukup besar, serta tersedia di pemerintah. Ini bisa menjadi spektrum utama untuk 5G, dan sekarang masih dipergunakan untuk 4G," kata Gede.

(Tin/Ysl)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya