Jaringan Bioskop AS AMC Siap Terima Bitcoin dkk Buat Bayar Tiket Film

Jejaring bioskop AS, AMC, mengatakan akan mulai menerima Bitcoin dkk di penghujung tahun 2021 ini

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Sep 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2021, 14:15 WIB
Broadway Akan Kembali Dibuka Mulai September
Orang-orang melewati bioskop AMC dan IMAX di Theater District dekat Broadway, Kamis (6/5/2021). Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan Broadway akan dibuka kembali pada 14 September 2021 dalam kapasitas 100 persen, dengan beberapa tiket mulai dijual hari ini. (Angela Weiss / AFP)

Liputan6.com, Jakarta AMC, jaringan bioskop terbesar dunia di Amerika Serikat (AS), mengatakan mereka siap menerima mata uang kripto (cryptocurrency) termasuk Bitcoin, untuk pembelian tiket film.

Pernyataan itu disampaikan oleh Adam Aron, CEO AMC Theatre, dalam cuitan di akun Twitter-nya pada Rabu pekan lalu, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (21/9/2021).

Dalam akun tersebut, Aron mengatakan bahwa AMC Theatres sudah mengumumkan akan menerima Bitcoin untuk pembelian tiket secara daring pada akhir tahun 2021.

Aron mengungkapkan, mereka juga berencana untuk memasukkan daftar mata uang kripto lainnya apabila sistem pembayaran tersebut sudah diberlakukan.

"Saya bisa mengonfirmasi hari ini bahwa saat kami melakukannya, kami juga berharap juga akan menerima Ethereum, Litecoin, dan Bitcoin Cash," ujarnya menambahkan. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perusahaan AS Mulai Lirik Mata Uang Kripto

Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Mengutip South China Morning Post, AMC Theatre pada Agustus lalu memang sempat menyatakan bahwa mereka akan mulai menerima pembayaran berupa Bitcoin akhir tahun ini.

Beberapa perusahaan besar AS juga dikabarkan mulai melirik mata uang kripto, meski ada kekhawatiran terkait dampak lingkungan dari penambangan mata uang digital ini.

Sementara El Salvador, negara pertama yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, dilaporkan menghadapi sejumlah gangguan teknis, yang menyebabkan penundaan pendaftaran ke aplikasi dompet digital.

Ipek Ozkardeskaya, analis senior di Swissquote Bank, berpendapat, menurutnya, seseorang tidak membeli Bitcoin untuk membelanjakannya.

"Bagi saya, ini masih bukan mata uang yang mapan dalam arti, lebih merupakan investasi untuk masa depan atau untuk sesuatu yang mungkin ingin kita miliki di masa depan," ujarnya.


Bitcoin Merosot Awal Pekan Ini

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Pada Senin, 20 September 2021 awal pekan ini, harga Bitcoin sendiri merosot tajam seiring investor mulai mengurangi risiko di tengah penurunan pasar saham global.

Saham Liputan6.com melaporkan, pada Senin pagi kemarin, Bitcoin turun 10 persen.

Menurut data Coin Metrics, sebelumnya bitcoin juga susut lebih dari 7 persen ke posisi US$ 43.790,25 atau sekitaar Rp 623,83 juta (asumsi kurs Rp 14.245 per dolar AS).

Uang kripto lainnya juga melemah. Eter turun 8,5 persen menjadi USD 3.060,80. Saham yang berkaitan dengan kripto juga tergelincir. Saham Coinbase dan Microstrategy masing-masing turun 3,5 persen dan 4 persen.

Sementara itu, saham Square turun 2 persen. Saham berkaitan dengan penambangan kripto, Riot Blockchain susut 6 persen dan Marathon Digital melemah 5 persen.


Infografis Bitcoin

Lipsus Bitcoin
Infografis bitcoin (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya