Kedubes Inggris Ingin Perluas Akses Ekonomi Digital pada Perempuan dan Disabilitas

Salah satu tantangan dalam ekonomi digital adalah lebih sulitnya perempuan, anak muda, dan komunitas marginal seperti penyandang disabilitas, untuk masuk ekosistem digital

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Nov 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2021, 15:00 WIB
Peluncuran ESSENCE Kedubes Inggris (Dok. Kedubes Inggris)
Peluncuran ESSENCE Kedubes Inggris (Dok. Kedubes Inggris)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris di Jakarta meluncurkan sebuah program bernama ESSENCE, demi memperluas akses ekonomi digital bagi perempuan, remaja, penyandang disabilitas, dan komunitas rentan lainnya.

Dalam siaran persnya, Kedubes Inggris menilai salah satu tantangan dalam ekonomi digital adalah lebih sulitnya perempuan, anak muda, dan komunitas marginal seperti penyandang disabilitas, untuk masuk ekosistem digital.

Tantangan lainnya adalah meski dunia digital Indonesia sudah semakin pesat, namun hal itu masih terpusat di Jawa dan Jakarta.

Maka dari itu, dikutip Jumat (26/11/2021) mengatakan, Inggris mendanai program baru yang dijalankan melalui UK-Indonesia Tech Hub Kedutaan Besar Inggris di Jakarta untuk mengatasi tantangan ini.

Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, mengatakan bisnis saat ini haruslah menyesuaikan diri dengan New Normal.

Jenkins mengatakan, memberdayakan komunitas terpencil, perempuan dan kelompok terpinggirkan untuk berpartisipasi penuh dalam ekonomi digital bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan

"Tetapi salah satu langkah terbaik yang dapat diambil untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan bagi semua," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Seribu Penerima Manfaat

Peran Penting UMKM Pulihkan Pertumbuhan Ekonomi
Perajin menyelesaikan kerajinan dari bahan rotan di Jakarta, Senin (13/9/2021). UMKM akan menjadi sektor dunia usaha yang memagang peranan penting dalam pemulihan ekonomi karena telah berkontribusi sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Inggris bermitra dengan Archipelagic & Island States Forum dan United Nations Development Program (UNDP) untuk menyampaikan program melalui KUMPUL - pembangun ekosistem startup Indonesia, dan Yayasan Semesta Nusantara.

Inggris mendanai pekerjaan untuk membuat program pengembangan kapasitas hybrid yang disebut ESSENCE, bagi lebih dari seribu penerima manfaat untuk mendukung UMKM mereka di wilayah pesisir Indonesia dengan pelatihan pengembangan bisnis.

Program ESSENCE juga bertujuan untuk membantu perempuan, anak muda, penyandang disabilitas terpinggirkan dan pemilik UMKM rentan lain di Indonesia Tengah dan Timur, untuk meningkatkan kemampuan bisnis dan digital mereka melalui inovasi digital.

Program ini dijanjikan akan menguntungkan mereka secara pribadi, dengan mendorong untuk mentransformasikan bisnisnya secara digital.

"Agar tumbuh, dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan seperti bisnis ini tumbuh dan menciptakan kekayaan, kesejahteraan, dan perdagangan," tulis Kedubes.

Akses Jadi Tantangan

Survei: 50 Persen UMKM Bertahan di Masa Pandemi Setelah Tingkatkan Keterampilan Marketing Digital
Penenun di NTT yang menjadi mitra gerai Alekot. (dok. Google Indonesia)

Lebih dari seribu orang dari Manado, Palu, Bali, Mandalika, Lombok, Pulau Timor, Sumba, Kupang, Ambon dan Papua dipilih untuk ikut program pelatihan daring selama empat minggu mengenai literasi digital, keterampilan bisnis dan kewirausahaan.

Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan secara offline di Kupang, Lombok atau Manado.

Norimasa Shihomura, Representatif Residen UNDP mengatakan bahwa program ini mampu mendukung UMKM yang terpinggirkan di wilayah pesisir Indonesia, untuk lebih cerdas digital.

"Kita juga memiliki peluang besar untuk mengubah jalur pemulihan kita menjadi model bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan," kata Shihomura.

Sementara, Direktur Eksekutif Kumpul Faye Scarlet Alund mengatakan, tantangan utama bagi pengusaha di Indonesia, terutama perempuan dan penyandang disabilitas, adalah akses.

"Akses untuk bergabung dengan program yang mendukung, pengembangan kapasitas, jaringan, dan ekosistem. Keterbatasan akses diperburuk oleh tantangan geografis. Terutama yang berada di Indonesia bagian tengah dan timur," kata Faye.

Untuk itu, program ini diharapkan bisa membuktikan bahwa perempuan pengusaha dan penyandang disabilitas, bisa memaksimalkan keterampilan dan pengetahuannya dengan akses dan pendampingan yang tepat.

(Dio/Isk)

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19

Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya