Liputan6.com, Jakarta - NASA tidak hanya mengerjakan proyek-proyek yang terkait antariksa. Agensi ini juga mengambil langkah dalam memantau Bumi, terutama yang terkait dengan iklim Bumi.
Saat ini, NASA tengah mengerjakan rencana menggunakan drone guna memantau gunung berapi aktif dan memberikan potensi letusan.
Baca Juga
Mengutip Digital Trends, Rabu (2/2/2022), NASA bekerja sama dengan perusahaan bernama Black Swift Technologies. Perusahaan ini menciptakan drone tangguh dari sistem pesawat tak berawak yang bisa bertahan di lingkungan sulit, di atas gunung berapi.
Advertisement
"Kami membutuhkan drone yang benar-benar kokoh, untuk menahan terbang dalam kondisi turbulen dan gas korosif di sekitar gunung berapi," kata Direktur Divisi Ilmu Bumi di NASA, Florian Schwandner dalam sebuah pernyataan.
"Kami juga mengembangkan muatan penginderaan gas yang dapat dibawa oleh sistem pesawat tak berawak, untuk mencari tanda-tanda ketidakstabilan vulkanik," katanya.
Versi pertama dari pesawat nirawak diuji untuk memantau gunung berapi di Costa Rica pada 2013. Kemudian, versi lebih baru dari pesawat tersebut belum lama ini diuji dengan diterbangkan di Gunung Berapi Makushin di Kepulauan Aleutian di Alaska.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Teknologi Pesawat Nirawak
Drone tersebut dapat terbang bahkan ketika berada di luar jangkauan visual pilot, menggunakan sistem otonom yang dikombinasikan dengan rencana penerbangan yang ditentukan sebelumnya, untuk mencapai puncak gunung berapi.
Dari sana, drone mengumpulkan informasi visual dan termal tentang aktivitas gunung berapi.
CEO Black Swift Technologies Jack Elston mengatakan, tujuan misi ini adalah terus mendorong kemampuan pesawat nirawak dalam memberikan wawasan berharga mengenai fenomena alam.
"Penyebaran ini menunjukkan beberapa teknologi otomasi tercanggih yang kami pikir akan sangat membantu menyederhanakan operasi pesawat nirawak yang sekarang sangat sulit. Salah satu hasil paling menarik adalah melilhat sistem autopilot kustom kami menentukan kapan kondisi terlihat sangat berbahaya dan drone berbalik arah," kata Elston.
Advertisement
Bisa Pantau Gunung Berapi secara Rutin
Harapan NASA dan perusahaan adalah, teknologi ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga ke depannya makin bisa memantau gunung berapi secara rutin. Sekaligus menjadi sistem peringatan dini jika akan terjadi erupsi.
Sementara itu, Direktur Survei Pusat Inovasi Geologi Nasional AS Jonathan Stock mengatakan, bekerja dengan NASA dan Swift membuat ilmuwan bisa menggunakan pesawat nirawak untuk membantu pihak berwenang memperingatkan masyarakat tentang timbulnya letusan gunung berapi berbahaya.
"Dengan teknologi ini, kami bisa secara rutin memantau aktivitas gunung berapi yang jauh sekali pun dan merespons peristiwa letusan. Hal ini mengubah kondisi untuk keselamatan ilmuwan dan komunitas di sekitar wilayah geologis ini," katanya.
(Tin/Ysl)