Ubisoft dan Induk Rockstar Games Setop Penjualan Game di Rusia

Ubisoft dan induk Rockstar Games, Take-Two, memutuskan menghentikan sementara penjualan game mereka di Rusia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Mar 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 13:00 WIB
Ubisoft
Ubisoft umumkan Assassin's Creed Valhalla. (Doc: Ubisoft/ BossLogic)

Liputan6.com, Jakarta - Ubisoft dan Take-Two menjadi dua perusahaan game teranyar yang menarik penjualannya dari Rusia, sebagai imbas dari konflik yang berkecamuk di Ukraina.

"Mengingat tragedi yang sedang berlangsung di Ukraina, kami telah memutuskan untuk menangguhkan penjualan kami di Rusia," tulis update pengumuman Ubisoft di laman resminya, dikutip Rabu (9/3/2022).

Tidak diketahui lebih rinci seperti apa penangguhan penjualan yang dilakukan oleh Ubisoft. Namun laporan dari Bloomberg menyebutkan, kemungkinan mereka akan menghentikan penjualan gim fisik dan digital.

Sementara, dikutip dari The Verge, Take-Two, menyatakan juga menghentikan sementara penjualan dan instalasi gim baru di dua negara yaitu Rusia dan Belarusia.

Penghentian ini mencakup anak usaha Take-Two seperti 2K Games, developer WWE 2K, NBA 2K, dan BioShock; serta Rockstar Games, pengembang di balik seri Grand Theft Auto (GTA).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Imbas Perang di Penjualan Game

Screenshot trailer GTA V dan GTA Online versi PS5 dan Xbox Series X/S (YouTube Rockstar Games)
Screenshot trailer GTA V dan GTA Online versi PS5 dan Xbox Series X/S (YouTube Rockstar Games)

Kepada The Verge, Alan Lewis, Vice President of Corporate Communications and Public Affairs, Take-Two mengatakan, mereka telah menyaksikan kejadian di Ukraina dengan keprihatinan dan kesedihan.

"Setelah pertimbangan yang signifikan, pekan lalu, kami memutuskan untuk menghentikan penjualan, pemasangan, dan dukungan pemasaran baru di semua label kami di Rusia dan Belarusia saat ini," kata Lewis.

Perang di Ukraina memang berdampak pada banyak sektor, termasuk di industri teknologi dan game.

Sebelumnya, EA menghentikan penjualan gim dan konten-kontennya di Rusia dan Belarusia, bahkan menarik timnas dan klub negara itu dari FIFA dan NHL.

Activision Blizzard juga menangguhkan penjualan gim baru pada Jumat pekan lalu, disusul pengumuman dari Epic Games yang melakukan langkah serupa hanya selang sehari. 

Nintendo dan Sony

Super Mario
Super Mario Odyssey, gim terbaru Nintendo untuk Switch. (Sumber: Nintendo)

CD Projekt Red, developer seri The Witcher, juga mengatakan menghentikan penjualan gim fisik dan digital di Rusia.

Sementara itu, Nintendo, dilaporkan membuat Russia eShop dalam mode maintenance, sehingga para pemain di negara itu tidak bisa membeli gim dari toko mereka.

"Dikarenakan layanan pembayaran yang digunakan di Nintendo eShop telah menangguhkan pemrosesan pembayaran dalam rubel, Nintendo eShop di Rusia untuk sementara ditempatkan dalam mode pemeliharaan," tulis perusahaan.

Sony, di sisi lain, seperti dikutip dari Eurogamer, diam-diam menarik penjualan gim PlayStation terbaru mereka Gran Turismo 7, dari penjualan di Rusia. Belum ada keterangan resmi dari perusahaan soal ini.

(Dio/Ysl)

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya