Heboh Jasa Sadap WhatsApp dan Media Sosial yang Berujung Pemerasan

Pelaku yang mengaku hacker dan ahli menyadap WhatsApp dan media sosial mengancam korban jika tidak membayarkan sejumlah uang, maka aksi penyadapan ini akan dilaporkan kepada pemilik nomor yang akan disadap.

oleh Iskandar diperbarui 13 Mei 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 14:00 WIB
[Fimela] WhatsApp
Ilustrasi Media Sosial dan Aplikasi Chat | unsplash.com/@christianw

Liputan6.com, Jakarta - Banyak sejumlah kalangan yang ingin menyadap Whatsapp orang lain, entah untuk mengetahui isi obrolan kompetitor bisnis, mantan kekasih, atau pasangannya dengan berbagai tujuan.

Keinginan ini dimanfaatkan dengan baik oleh penipu untuk mendapatkan keuntungan finansial dari orang yang ingin menyadap chat WhatsApp dengan mengaku mampu membobol Whatsapp.

Namun, orang yang berniat menggunakan jasa sadap WhatsApp malah menjadi korban penipuan dengan berbagai rekayasa sosial dan pada akhirnya bukan hasil sadapan yang didapatkan, melainkan aksi pemerasan.

Pelaku yang mengaku hacker dan ahli menyadap WhatsApp/ media sosial mengancam korban jika tidak membayarkan sejumlah uang, maka aksi penyadapan ini akan dilaporkan kepada pemilik nomor yang akan disadap.

<p>Jasa sadap WhatsApp berujung pemerasan. Dok: Vaksincom</p>

Vaksincom mendapatkan aksi dari salah satu penipu yang mencari korbannya melalui Twitter dan memanfaatkan keluguan korban untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Menurut keterangan dari Vaksincom, dikutip Jumat (13/5/2022), penipu mengiklankan dirinya mampu menyadap WhatsApp, Facebook, Instagram dan Twitter dengan kemampuan super dan terpercaya seperti tanpa menyentuh HP target, tanpa diketahui oleh target, serta privasi aman dan terpercaya.

Jika korbannya terpancing dan menghubungi nomor yang diiklankan, maka segala macam bualan dikeluarkan asalkan korbannya percaya.

"Cukup dengan biaya Rp 500.000, semua pesan dan panggilan akan tersadap, begitu klaim penipu," tulis Pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

Dalam menjalankan aksinya, penipu bermodalkan ketrampilan bakat 'ngibul' yang besar dan beberapa rekening bank untuk menampung pembayaran korbannya. Rekening bank yang digunakan dalam aksi yang dilaporkan ke Vaksincom adalah Gopay di CIMB dan rekening BCA Digital.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Teknik yang Digunakan Pelaku

WhatsApp
Ilustrasi: Ekstensi browser baru telah drilis dirilis untuk meningkatkan keamanan data WhatsApp Web. (Dok: WhatsApp)

Meskipun akun Twitter penipu @jasasadapchat sudah dilaporkan dan diblokir oleh Twitter, rekening atas nama Listrian Despriana dengan akun BCA Digital dan CIMB atas nama Gopay Rizki Ramadhan yang digunakan penipu, menurut pantauan Vaksincom sampai saat ini masih aktif dan belum ditutup.

Korban penipuan ini cukup banyak dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, terlihat dari banyaknya posting Twitter yang menginformasikan aksi penipuan yang berujung pemerasan ini.

"Teknik yang digunakan sebenarnya simpel, menggunakan keawaman korbannya, penipu menggunakan istilah IT seperti Two Factor Authentication, scan sidik jari dan beberapa capture yang terlihat seakan proses penyadapan sudah berhasil dan berjalan di depan mata," ujar Alfons memaparkan.

Dalam menjalankan aksinya, secara sistematis korbannya akan selalu di iming-imingi dengan tampilan keberhasilan, namun selalu ada langkah terakhir yang membutuhkan dana tambahan dan setiap kali dana tambahan dikirimkan, maka akan muncul lagi masalah lainnya yang membutuhkan dana tambahan lagi.

"Hal ini akan dilakukan berulang-ulang dan tanpa sadar korbannya akan makin ngebet untuk mendapatkan hasil sadapan ini dan mengirimkan kembali dana yang diminta," tutur Alfons.

Sampai satu titik di mana uang yang dikirimkan sudah sedemikian besar namun hasil sadapan belum diberikan, serta korbannya marah dan tidak bersedia mengirimkan uang yang diminta lagi, maka aksi penipuan ini berganti menjadi aksi pemerasan dan teror.

"Jika korban tidak mengirimkan uang yang diminta, maka pemilik nomor yang ingin disadap akan diberitahu bahwa korban ingin menyadap nomor tersebut," ucap Alfons menambahkan.

 

Apakah WhatsApp Mudah Disadap?

WhatsApp
WhatsApp (YASUYOSHI CHIBA / AFP)

Alfons mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan jangan mudah percaya dengan segala macam klaim di dunia maya.

"Menyadap Whatsapp mungkin masih memungkinkan secara teknis, tetapi membaca pesan Whatsapp yang dienkripsi sangat sulit dan agak mustahil kalau hanya dengan uang beberapa juta rupiah bisa menyadap dan membaca pesan Whatsapp orang lain. Jangan sampai kamu ingin menyadap, akhirnya malah jadi diperas," ujarnya.

Untuk diketahui, demi menjaga privasi penggunanya, WhatsApp menerapkan enkripsi end to end yang unik untuk setiap percakapan, di mana yang memiliki kunci membuka percakapan yang dienkripsi hanyalah perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan.

Trafik antar pengguna WhatsApp bisa disadap dengan mudah, namun karena dienkripsi dengan kunci khusus tadi, maka hasil sadapan itu tidak akan bisa dibaca.

"Bagi orang awam, akan sangat sulit atau mustahil untuk memecahkan enkripsi WhatsApp dan diperlukan aplikasi sekelas Pegasus yang harganya sekitar US$ 500.000 atau sekitar Rp 7 miliar dan ditengarai hanya digunakan oleh badan intelijen dan pemerintahan," kata Alfons.

Jadi jika ada yang mengatakan bisa menyadap WhatsApp, Signal atau Instagram yang sudah dienkripsi, kamu perlu curiga dan jangan percaya.

Secara teknis, menyadap saja bisa (jika kamu berada di jaringan Wifi yang sama dengan korban atau kamu bekerja di ISP yang digunakan oleh korban).

"Akan tetapi, membaca hasil sadapan itu yang tidak bisa karena hasil sadapannya dienkripsi dan kunci dekripsinya hanya disimpan di aplikasi perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan dan server WhatsApp sekali pun tidak memiliki kunci untuk membuka enkripsi tersebut," Alfons menandaskan.

Penggguna WhatsApp Kini Bisa Kirim File Hingga 2GB

Whatsapp
Ilustrasi Whatsapp Credit: unsplash.com/Mika

Di sisi lain, WhatsApp mengumumkan kemampuan untuk berkirim file melalui platformnya kini telah ditingkatkan. Lewat peningkatan ini, pengguna sekarang bisa berkirim file dengan ukuran lebih besar dari sebelumnya.

Dikutip dari blog WhatsApp, Jumat (6/5/2022), pengguna kini dapat mengirimkan file dengan ukuran hingga 2GB dalam sekali waktu. Tidak hanya itu, perusahaan juga memastikan pengiriman ini tetap dilindungi oleh enkripsi end-to-end.

"Kini, kamu bisa mengirimkan file di WhatsApp hingga 2GB dalam sekali waktu, dan dilindungi dengan proteksi end-to-end," tulis perusahaan melalui situsnya. Peningkatan kemampuan berkirim file ini terbilang signifkan.

Seperti diketahui, sejauh ini kemampuan berkirim file di aplikasi WhatsApp dibatasi hingga 100MB saja. Karenanya, kemampuan baru ini jelas kian membantu para pengguna aplikasi chatting milik Meta ini.

Menurut WhatsApp, peningkatan kemampuan ini diharapkan bisa membantu kolaborasi antara pengguna, baik untuk keperluan bisnis maupun produktivitas. Untuk mengoptimalkan fitur ini, perusahaan menyarankan pengguna untuk memakai WiFi ketika berkirim file dengan ukuran besar.

"Kami merekomendasikan memakai WiFi untuk mengirimkan file berukuran besar dan kami akan menampilkan penghitung saat (pengguna) mengunggah atau mengunduh file untuk memberikan informasi bagi Anda berapa lama transfer akan berlangsung," tulis perusahaan.

Selain bisa kirim file berukuran besar, WhatsApp juga menambah kapasitas jumlah pengguna yang bisa masuk dalam grup chat. Kini, pengguna dimungkinkan untuk bisa menambahkan hingga 512 orang ke dalam sebuah grup.

Kedua peningkatan tersebut rilis bersama dengan kehadiran fitur reactions untuk para pengguna. Saat ini, WhatsApp baru menyedikan enam pilihan reactions yang bisa digunakan pengguna, tapi ke depannya akan terus ditambahkan.

Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker

Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker
Infografis Waspada WhatsApp Rentan Dibobol Hacker. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya