Liputan6.com, Jakarta - G20 Empower mendorong lebih banyak perempuan yang duduk di jabatan tinggi atau menjadi pimpinan di sebuah perusahaan, khususnya sektor swasta. Hal ini mereka sampaikan dalam konferensi persnya di Yogyakarta, Selasa (17/5/2022).
Yessie D. Yosetya, Chairwoman G20 Empower, mengatakan mereka sudah memperlebar advocate atau jejaring advokasi, yang beranggotakan pemimpin bisnis C-Level dan perwakilan pemerintah.
Baca Juga
"Harapannya adalah mereka bisa langsung memastikan terjadinya perubahan dari sisi policy perusahaan, tata kelola perusahaan, dan seterusnya," kata perempuan pemegang jabatan Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata itu.
Advertisement
Government Representative G20 Empower dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Eko Novi Ariyanti, mengungkapkan keterwakilan perempuan di level direktur atau CEO perusahaan belum sampai 15 persen.
"Kita perlu melakukan afirmasi, karena kalau kita bicara berapa persentase perempuan di level perusahaan, artinya kita akan mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Pemberdayaan Gender," kata Novi.
Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha KPPPA itu mengatakan, salah satu yang termuat di Indeks Pemberdayaan Gender adalah persentase eksekutif yang terlibat di sektor swasta maupun pemerintahan.
"Kami melihat tidak sampai 15 persen perempuan yang ada di sektor privat, sehingga kami mendorong adanya advokat-advokat, yang memang mayoritas adalah perempuan," kata Novi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perempuan Paling Mengerti Kebutuhan Perempuan
Meski tidak menutup potensi advocate pria, namun menurut Novi, perempuanlah yang paling mengerti kebutuhan dari perempuan itu sendiri.
Rinawati Prihatiningsih, Co-Chairwoman G20 Empower menambahkan, dalam dua krisis ekonomi global selama 25 tahun terakhir, 1997 dan 2008, perempuan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) berhasil melewati keduanya.
"Bahkan menjadi motor penggerak ekonomi," kata COO PT. Infinite Berkah Energi & WKU XII Bidang Penelitian, Pengembangan dan Ketenagakerjaan IWAPI itu. Namun hal berbeda, menurutnya terlihat dalam pandemi Covid-19.
Dalam pemaparannya, Rinawati mengungkapkan, pangsa UKM perempuan dibandingkan dengan UKM secara keseluruhan, terlihat secara signifikan di seluruh negara G20.
Angkanya adalah 4 sampai 39 persen di G20 negara maju dan 6 sampai 55 persen di G20 negara berkembang.
Rinawati menjelaskan, di Indonesia, 43 persen UKM formal dimiliki perempuan dan berkontribusi untuk 9,1 persen total Produk Domestik Bruto (PDB).
Di Inggris, perusahaan milik perempuan menyumbang hampir USD 3 triliun untuk ekonomi dan membuka 23 juta pekerja sementara di Amerika Serikat, nilai tambah gross binsis milik perempuan berkontribusi sekitar 105 miliar euro di 2015.
Advertisement
Partisipasi Setara Perempuan Bisa Tingkatkan PDB
Selain itu, studi menunjukkan, jika perempuan dan laki-laki memiliki partisipasi yang sama, PDB global dapat meningkat hingga USD 5 triliun.
Yessie pun mengatakan, salah satu pembahasan yang akan dilaksanakan oleh G20 Empower adalah terkait tantangan UKM khususnya pada perempuan, termasuk di negara-negara selain Indonesia.
Tantangan tersebut berupa akses finansial, skill dan kepercayaan diri terkait keahlian, teknologi, dan networking.
Rina menambahkan, walaupun perempuan sudah diberikan banyak pembekalan, tanpa sosialisasi di sektor domestik tentang pembagian peran ganda atau multiple secara proporsional dengan pria, beban pun akan semakin banyak bagi perempuan.
"Jadi harapannya selain memberikan solusi terkait dengan kebijakan, inilah kebijakan-kebijakan pemerintah yang disasar, misalnya bagaimana bisa mendorong misalnya tentang cuti bagi para laki-laki bisa membantu perempuan," kata Rina.
"Jadi bagaimana kebijakan-kebijakan ini bisa mendorong produktivitas bagi perempuan, tapi juga tidak menambah beban bagi para perempuan itu sendiri."
G20 Empower sendiri merupakan aliansi sektor swasta dan publik di dalam presidensi G20, yang bertujuan untuk mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta.
G20 Empower memiliki model kemitraan unik, serta satu-satunya entitas G20, yang menyatukan lebih dari 60 pemimpin bisnis (C Level) dan perwakilan pemerintah, untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kesetaraan gender.
Â