Ada Badai Ian, Peluncuran Misi NASA ke Bulan Artemis 1 Kembali Ditunda

NASA mengumumkan kembali penundaan peluncuran Artemis 1 yang sebelumnya akan dilakukan pada 27 September 2022.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Okt 2022, 13:22 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 13:22 WIB
Bermasalah, NASA Tunda Misi Peluncuran Roket Artemis 1 ke Bulan
Roket NASA untuk misi Artemis 1 terlihat setelah batal diluncurkan dari Launch Pad 39B, Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 29 Agustus 2022. Proyek ini merupakan "sekuel" dari proyek Apollo yang mendarat di Bulan beberapa dekade lalu. (AP Photo/John Raoux)

Liputan6.com, Jakarta - NASA kembali mengumumkan penundaan peluncuran misi Artemis 1. Setelah sempat mundur menjadi September 2022, kini NASA menyebut misi tersebut mundur sekitar 12 hingga 27 November 2022.

Dikutip dari Space.com, Senin (3/10/2022), awalnya misi Artemis 1 akan meluncur pada 27 September 2022. Namun, misi itu ditunda karena ada Badai Ian.

Akibatnya, Artemis 1 harus kembali ke Vehicle Assembly Building (VAB) setelah sebelumnya disiapkan meluncur dari Pad 39B di Kennedy Space Center (KSC). Meski terdampak badai, NASA memastikan roket Artemis 1 tidak mengalami kerusakan.

Kendati demikian, tim misi akan kembali menguji Artemis 1 untuk memastikan sertifikasi sistem di roket ini. Perlu diketahui, ini bukan kali pertama misi Artemis 1 mengalami penundaan.

Penundaan sebelumnya dilakukan karena salah satu dari empat mesin pada roket tersebut tidak mau dingin ke suhu operasi yang diperlukan. Ketika itu, para insinyur berpikir masalah itu terjadi karena terkait pembacaan sensor yang tidak akurat.

Sebagai informasi, Artemis I merupakan misi pertama program Artemis dari NASA. Misi ini merupakan program NASA yang bertujuan untuk membawa manusia kembali ke Bulan.

Sebagai langkah awal, Artemis 1 akan mengirimkan pesawat Orion tanpa awak untuk perjalanan panjang ke orbit Bulan dan kembali lagi. Lalu, Artemis 2 akan meluncurkan misi dengan astronot untuk mengelilingi Bulan pada 2024.

Sementara Artemis 3 akan mendaratkan kru di dekat kutub selatan Bulan pada 2025 atau 2026. Program misi NASA ke Bulan ini dimulai sejak kepemimpinan Presiden AS Donald Trump, dan dilanjutkan pada kepemimpinan presiden sekarang. 


Rencana NASA dengan Peluncuran Artemis 1

Bermasalah, NASA Tunda Misi Peluncuran Roket Artemis 1 ke Bulan
Roket NASA untuk misi Artemis 1 berada pada Launch Pad 39B sebelum diluncurkan di Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 29 Agustus 2022. NASA menghadapi serangkaian kebocoran bahan bakar dan kesulitan mendinginkan mesin booster pada suhu yang tepat untuk peluncuran. (AP Photo/Chris O'Meara)

Lebih lanjut, misi Artemis 1 tanpa awak ini akan mengirim Orion terbang melintasi bulan dengan pesawat ruang angkasa tersebut kembali ke Bumi enam minggu kemudian.

Jika misi uji berhasil, NASA akan mengirim astronot di jalur penerbangan sama untuk misi Artemis 2.

Kemungkinan pada tahun 2025, Artemis 3 akan menjadi upaya NASA untuk menempatkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di permukaan bulan dalam pendaratan berawak pertama dalam lima dekade.

NASA ingin menggunakan misi awal Artemis ini untuk membangun pangkalan bulan yang dapat dipakai misi jangka panjang.

Agensi berharap, kesuksesan membangung pangkalan bulan ini dapat menjadi "blueprint" untuk misi astronot pertama ke Mars yang ditargetkan pada akhir 2030-an. 


Apa Itu SLS?

Bermasalah, NASA Tunda Misi Peluncuran Roket Artemis 1 ke Bulan
Roket NASA untuk misi Artemis 1 terlihat setelah batal diluncurkan dari Launch Pad 39B, Kennedy Space Center, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 29 Agustus 2022. Artemis dan Apollo adalah dewa-dewi kembar di mitologi Yunani. NASA menunda peluncuran roket Artemis dengan kapsul untuk krew yang tadinya direncanakan Senin 29 Agustus. (AP Photo/John Raoux)

Sebagai informasi, SLS adalah roket paling kuat yang pernah dikembangkan oleh badan antariksa AS, dan dirancang untuk mengirim astronot dan peralatan mereka kembali ke Bulan setelah absen selama 50 tahun.

Sebagian besar daya dorong besar berasal dari pembakaran hampir tiga juta liter hidrogen cair super dingin dan oksigen di empat mesin besar di bagian bawah kendaraan.

Tetapi ketika pengontrol mengirim perintah pada Sabtu pagi untuk mengisi tangki hidrogen roket, alarm berbunyi, menunjukkan ada kebocoran.

Masalahnya ditelusuri ke koneksi di mana hidrogen dipompa ke dalam kendaraan.

Pengontrol mencoba sejumlah perbaikan, termasuk memungkinkan perangkat keras memanas untuk waktu yang singkat untuk mengatur ulang segel, tetapi tidak berhasil.

Segel bocor pada SLS mungkin bisa dipasang pada landasan peluncuran. Tetapi ada baterai dalam sistem terminasi yang digunakan untuk menghancurkan roket jika terjadi peluncuran bandel yang akan membutuhkan sertifikasi ulang di luar minggu mendatang, dan ini hanya dapat dilakukan di bengkel.

(Dam/Isk)


Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya