Ada Nama BTS Jadi Calon Pimpinan Twitter, Gantikan Elon Musk

DJ Swivel mengajukan nama BTS sebagai calon CEO bersama Twitter pada Elon Musk.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 25 Des 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2022, 18:00 WIB
BTS. (Big Hit Music via Facebook/ BTS (방탄소년단)
BTS. (Big Hit Music via Facebook/ BTS (방탄소년단)

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk telah menyatakan akan mundur dari sebagai pimpinan di Twitter. Hal ini ia ungkapkan setelah membuat polling mengenai nasib jabatannya di perusahaan tersebut.

Usai pernyataan itu, sejumlah warganet pun mengajukan nama-nama yang disebut bisa menggantikan dirinya. Seperti dikutip dari AllKPop, Minggu (25/12/2022), salah satu nama yang diajukan adalah boyband asal Korea Selatan BTS.

Nama BTS sendiri diajukan oleh musisi asal Kanada DJ Swivel. Melalui cuitannya pada Elon Musk, ia menyebut BTS harus menjadi CEO bersama di Twitter.

"Saya pikir @BTS_twt harus menjadi CEO bersama Twitter @elonmusk," tulis DJ Swivel. Yang menarik, Elon menyambut cuitan itu dengan menyebutnya sebagai ide yang bagus.

"Ide yang hebat," tulis Elon Musk singkat menjawab cuitan DJ Swivel. Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah nama BTS akan benar-benar dipertimbangkan oleh CEO Tesla tersebut.

Terlebih, selain BTS, ada toko populer lain yang mengajukan dirinya menjadi kepala di Twitter. Adalah Mr Beast, seorang YouTuber kenamaan asal Amerika Serikat yang menanyakan langsung ke Elon Musk.

"Bisakah saya menjadi CEO Twitter baru?" tulis @MrBeast. Menjawab cuitan tersebut, Elon pun hanya menjawab singkat bahwa hal itu bukan tidak mungkin.

Elon Musk sendiri memang menyebut dirinya akan mundur setelah mayoritas suara setuju agar ia mundur dari pucuk kepempiminan Twitter. Namun, bukan berarti ia akan langsung melepaskan operasional perusahaan.

"Saya akan mundur sebagai CEO segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu! Setelah itu, saya hanya akan menjalankan tim software & server," tulisnya.

Elon Musk Buat Polling

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Sejak mengambil alih kepemilikan Twitter, Elon Musk memang dikenal kerap mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial. Mulai dari memecat sebagian besar karyawan hingga menangguhkan akun sejumlah jurnalis.

Seakan mengerti dengan kondisi ini, dia pun membuat sebuah polling di Twitter yang meminta tanggapan para pengguna apakah dia seharusnya dia mundur dari pucuk kepemimpinan perusahaan.

"Haruskah saya mundur sebagai Head of Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," cuit Elon Musk.

Polling yang dibuka ini seakan menegaskan cuitan Elon Musk sebelumnya. Dalam kicauan tersebut, ia menuliskan Twitter akan mengadakan pemilihan suara untuk perubahan kebijakan besar di masa depan.

"Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar. Saya minta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi," tulis Elon Musk.

Hasil survei itu sendiri itu menunjukkan banyak warganet yang menginginkan dirinya mundur dari pimpinan Twitter, dengan 57,5 persen pengguna menjawab Yes. Sementara, 42,5 persen menjawab No. Sebanyak lebih dari 17,5 juta suara pun sudah mengisi polling Elon Musk.

 

Tak Ingin Jadi CEO

Twitter
Ilustrasi Twitter (iStockPhoto)

Elon Musk sendiri sempat menyatakan dirinya tidak ingin menjadi CEO terus menerus di perusahaan mana pun, termasuk di Twitter. Hal ini diungkapkannya dalam kesaksian di sebuah persidangan beberapa waktu lalu, terkait paket kompensasi besarnya di Tesla.

Persidangan ini berfokus pada apakah dewan direktur Tesla bertindak dengan tepat ketika menyetujui paket pembayaran untuk Musk yang sekarang bernilai sekitar USD 52 miliar, pada harga saham baru-baru ini.

Namun, kesaksian Musk juga meluas ke topik lain termasuk gelarnya, bagaimana dia menghabiskan waktunya, dan apakah dia mabuk saat memberikan gelar ke dirinya sendiri sebagai "technoking" Tesla di 2021.

"Saya terus terang tidak ingin menjadi CEO perusahaan mana pun," kata Musk saat menjawab pertanyaan dari pengacara yang mewakili Tesla, dikutip dari The Verge, Kamis (17/11/2022).

Alasan Tak Suka Gelar CEO

Twitter Berhentikan 50 Persen Karyawan
Pejalan kaki melintas di depan Kantor Pusat Twitter di San Francisco, California pada 4 November 2022. Setengah dari 7.500 karyawan Twitter diberhentikan pada 4 November, sebuah dokumen internal menunjukkan, ketika pemilik baru Elon Musk memulai perombakan besar-besaran dari perusahaan yang bermasalah. (AFP/Samantha Laurey)

Musk menjelaskan mengapa dia tidak menyukai gelar CEO di berbagai perusahaan, mencatat dia tidak memandang perannya sebagai kepala eksekutif seperti biasanya.

"Di SpaceX, saya benar-benar bertanggung jawab atas rekayasa roket dan Tesla atas teknologi di dalam mobil yang membuatnya sukses," kata Elon. Dia mengatakan lebih lanjut, CEO sering dipandang sebagai peran yang berfokus pada bisnis.

"Tetapi kenyataannya, peran saya lebih dari seorang insinyur yang mengembangkan teknologi dan memastikan kami mengembangkan teknologi terobosan dan kami memiliki tim insinyur luar biasa yang dapat mencapai tujuan tersebut," imbuh Elon Musk.

Elon juga menegaskan kembali dia tidak berniat untuk tetap menjadi CEO Twitter selamanya, serta bakal mencari orang untuk menjalankan media sosial itu.

Keinginan tersebut sebetulnya juga sempat diungkapkannya kepada investor, di mana ia memperkirakan hanya akan jadi CEO untuk sementara.

"Saya berharap untuk mengurangi waktu saya di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan Twitter dari waktu ke waktu," kata Elon.

(Dam/Yl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya