Dampak Pasar Kripto di Tengah Kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital

Bagaimana dampaknya terhadap pasar kripto secara global di tengah kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital?

oleh Iskandar diperbarui 20 Mar 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 14:00 WIB
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) dan Silvergate Capital, telah memaksa banyak perusahaan kripto 'menahan napas'.

Hilangnya mitra perbankan yang signifikan bagi banyak startup berarti akan semakin sulit bagi mereka untuk mematuhi peraturan dan menawarkan layanan mereka dengan cara yang sesuai dengan harapan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.

Silicon Valley Bank yang memiliki banyak startup kripto serta perusahaan modal ventura sebagai nasabah utama dinyatakan kolaps setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal. Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.

Sementara, Silvergate Capital yang merupakan salah satu bank terbesar dalam industri kripto, mengumumkan sedang dalam proses menghentikan operasi dan melikuidasi bank mereka. Saham perusahaan turun lebih dari 36% pada pasca perdagangan bursa.

Silvergate Capital adalah salah satu dari dua bank utama untuk perusahaan kripto, bersama dengan Signature Bank yang berbasis di New York.

Menyusul kolapsnya Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital, Signature Bank (bank terbesar di industri kripto) pun dinyatakan diambil alih regulator negara bagian.

Lantas, bagaimana dampaknya terhadap pasar kripto secara global? Runtuhnya SVB dan Silvergate jelas akan terus menantang industri kripto secara keseluruhan.

Selain itu, kondisi ini juga menciptakan ketidakpastian karena kemitraan perbankan sangat penting untuk infrastruktur yang memungkinkan perusahaan kripto beroperasi.

Namun menurut pengamatan Presiden Direktur Upbit Indonesia, Putra Nugraha, pasar kripto akan kembali menghijau karena dampak bangkrutnya Silvergate Bank yang membuat masyarakat lebih mempercayai pasar kripto.

Pemerintah AS melalui Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Ketua Dewan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell, dan Ketua Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) Martin Gruenberg, mengumumkan pernyataan bersama bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.

“Meskipun industri kripto masih dibayang-bayangi ketidakpastian imbas kolapsnya bank kripto seperti Silvergate dan Signature Bank, ditambah dengan inflasi dan suku bunga The Fed yang masih tinggi, namun nyatanya pasar kripto kembali menghijau dikarenakan masyarakat mempercayai pasar kripto di tengah situasi krisis SVB seperti saat ini”, ungkap Putra Nugraha, Presiden Direktur Upbit Indonesia, melalui keterangannya, Senin (20/3/2023).

Ia menyebut kenaikan harga yang terjadi pada aset kripto, tentunya perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat Indonesia yang berinvestasi di kripto, agar investor tetap melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan jual beli agar dapat mengetahui koin dan waktu yang tepat untuk membeli.

"Walaupun sejauh ini pasar Indonesia tidak terdampak secara langsung, diimbau agar pengguna tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil langkah. Tetap harap diingat bahwa aset digital adalah aset dengan fluktuasi dengan harga yang sangat tinggi”, ucap Putra memungkaskan.


Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi Wanti-wanti Semua Negara Bisa Terkena Efek Domino

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 28 November 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa kegentingan global saat ini masih menjadi ancaman yang serius. Terlebih, kata dia, baru-baru Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat baru saja mengalami kebangkrutan.

"Kita semuanya harus menyadari bahwa kegentingan global itu masih merupakan sebuah ancaman yang tidak ringan. Ketidakpastian global juga memunculkan risiko-risiko yang sulit diprediksi, yang sulit kita hitung," kata Jokowi dalam Pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

"Oleh sebab itu, semuanya harus bekerja keras untuk menghindarkan negara kita dari ancaman-ancaman dan risiko-risiko global yang ada," sambungnya.

Setelah Silicon Valley Bank bangkrut, kata dia, beberapa hari kemudian Signature Bank di Amerika juga mengalami kolaps. Jokowi mewanti-wanti kebangkrutan kedua bank ini dapat memberikan efek domino untuk semua negara, termasuk Indonesia.

"Ada kebangkrutan bank di Amerika, Silicon Valley Bank. Semuanya ngeri begitu ada satu bank yang bangkrut. Dua hari muncul lagi bank berikutnya yang kolaps, Signature Bank," jelas dia.

"Semua negara sekarang ini menunggu efek dominonya akan kemana. Oleh sebab itu, kita hati-hati," imbuh Jokowi.

Sebelumnya, Silicon Valley Bank (SVB) disebut bangkrut karena tak tahan atas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed. Kebangkutan Silicon Valley Bank (SVB) berdampak negatif secara terus menerus pada keuangan perusahaan.

Kenaikan suku bunga The Fed sendiri turut berpengaruh pada kenaikan suku bunga bank sentral di berbagai negara, termasuk Bank Indonesia.

 


Pelajaran untuk Indonesia

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menilai walaupun aset yang dimiliki Silicon Valley Bank kecil hanya USD 200 miliar untuk kelas bank di Amerika Serikat. Namun, dampak kebangkrutan SVB sangat besar.

"Dalam weekend terakhir ini, penutupan Silicon Valley Bank yang relatif kecil, cuma bank regional dengan aset USD 200 billion yang untuk ukuran Amerika sangat kecil telah menimbulkan guncangan yang signifikan dari sisi kepercayaan deposan di AS," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Maret, Selasa (14/3/2023).

Bahkan, kata Sri Mulyani, Pemerintah Amerika Serikat enggan memberikan bantuan kepada SVB. Tapi pada akhirnya Pemerintah terkait memutuskan untuk menjamin deposito Silicon Valley Bank. Menurut Menkeu, penting dijadikan pelajaran bagi Indonesia kedepannya jika mengalami hal serupa.

"Pemerintah Amerika tadinya tak bail out, kemudian memutuskan bailout menjamin semua deposito SVB. Ini yang harus perlu dilihat sebagai pelajaran, bank yang kecil dalam posisi tertentu dapat menimbulkan persepsi sistemik," ujar Menkeu.


INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya