Liputan6.com, Jakarta - Insiden pria ngamuk di Stasiun Manggarai karena tidak terima bersenggolan dengan penumpang lain viral di medsos. Belakangan, warganet pun menemukan berbagai aksi pria yang sama sedang mengamuk di berbagai kesempatan.
Pria bertubuh gempal dan berkacamata itu kedapatan mengamuk di depan polisi karena kabarnya tidak mau membayar hotel yang di-booking-nya. Lain waktu, pria yang sama membuat gaduh booth sebuah merek mobil karena memencet klakson terus menerus.
Baca Juga
Ada lagi insiden saat si pria marah-marah di Stasiun Manggarai ini juga mengamuk di Stasiun Sudirman karena alasan yang tidak jelas.
Advertisement
Belakangan warganet juga mendapati adanya chat antara si pria yang kerap ngamuk-ngamuk ini dengan orang yang diduga merupakan dosennya. Kendati demikian, belum diketahui apakah chat ini adalah asli atau tidak.
Walau begitu, unggahan screenshot chat WhatsApp yang beredar ini mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.
Dalam unggahan screenshot yang beredar di Twitter yang diunggah oleh akun @bom***, pria berinisial YA ini men-chat dosennya yang dia sebut sebagai bu Ratih untuk menanyakan perihal cuti kuliah yang merupakan kebijakan kampus baginya.
Si dosen pun memberikan informasi bahwa cuti tersebut diputuskan melalui rapat kode etik kampusnya atas kondisi YA yang dinilai sulit berinteraksi dan hal ini mengganggu studinya.
Dari penjelasan sang dosen, si pria yang videonya viral itu tampak belum paham kenapa cuti tersebut diwajibkan. Si dosen yang disebut-sebut sebagai bu Ratih kemudian bertanya dengan halus tentang kondisi YA yang mengamuk di tempat umum.
Sabarnya Sang Dosen Hadapi Mahasiswa yang Sempat Viral Mengamuk di Stasiun Manggarai
Pria viral ini menyebut dirinya dipaksa cuti dan mempertanyakan bagaimana dirinya bisa lulus cepat jika tidak diperkenankan untuk melanjutkan studi.
Sang dosen pun dengan sabar menjawab cuti ini diberikan pihak kampus agar si mahasiswa bisa mengikuti perawatan psikologis sehingga kondisinya bisa lebih baik dan dapat melanjutkan kuliah. Selain itu, ada juga keluhan dari mahasiswa lain atas kondisi YA yang jadi pertimbangan pihak kampus untuk memberikan SK cuti.
Meski mengaku akan mengikuti SK cuti yang diberikan pihak kampus, si mahasiswa yang sempat viral ini juga mempertanyakan kenapa dirinya tidak difasilitasi mengikuti treatment dengan psikolog kampusnya.
Advertisement
Sang Dosen Sarankan Mahasiswa untuk Cuti dan Berobat untuk Gangguan yang Dialaminya
Lagi-lagi dengan penuh kesabaran, dosen tersebut menjabarkan ada berbagai alasan yang membuat YA berhalangan mengikuti sesi dengan psikolog kampusnya.
Kemudian, sang dosen membujuk agar si mahasiswa mau cuti sesuai arahan kampusnya. Meski cukup sulit diberitahu, si mahasiswa itu pun akhirnya menurut untuk cuti. Sang dosen menyarankan mahasiswa tersebut untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar lebih tenang.
Screenshot obrolan WhatsApp antara pria yang mengamuk di Stasiun Manggarai dengan sang dosen ini pun mendapatkan banyak reaksi di Twitter.
Komentar warganet beragam. Ada yang mempertanyakan kenapa orang-orang bisa kasihan kepada si pria yang mengamuk itu, padahal kelakukannya telah membuat orang lain terganggu dan berlindung di balik kondisinya.
Â
Warganet Komentari Kesabaran Bu Dosen
Warganet lainnya justru memberi pujian kepada sang dosen yang disebut-sebut bernama bu Ratih. Pasalnya, dosen tersebut menanggapi chat si mahasiswa dengan begitu sabarnya.
"Kayak chat guru ke murid SD, padahal ini S2, bu Ratih kesabarannya setara karton aqua 8 tumpuk. Top memang," kicau akun @res***.
Hal serupa dikicaukan oleh @yar***, "Gile beneran kayak chat bu guru ke anak TK atau SD, padahal udah S2, sabar banget bu..."
Ada pula warganet yang berharap bisa sesabar ibu dosen dalam menghadapi masalah-masalahnya. "Manifesting untuk bisa sesabar bu Ratih, bismillah," cuit akun @mrs***.
Warganet lain juga tidak luput memberi pujian atas kesabaran sang dosen. "Salut kali aku sama bu Ratih itu, kesabarannya setebal tisu 1 Kg," tulis @ckr***.
Apresiasi juga diberikan kepada sang dosen yang dianggap bisa bertanya dengan baik-baik dan sabar.
Advertisement