Lagi Asyik Nonton Malah Buffering? Ini Cara Perkuat Sinyal WiFi di Rumah

Liputan6.com, Jakarta - Sudah berapa kali kamu duduk untuk menonton sesuatu di Netflix atau layanan streaming lainnya, namun mendapat notifikasi di tengah film bahwa koneksi internet kamu terlalu lemah untuk melanjutkan?

Hal ini bisa terjadi lebih sering daripada beberapa tahun yang lalu karena kamu telah menambahkan beberapa perangkat ke rumah.

Semua perangkat yang terhubung ke internet mengonsumsi kecepatan internet yang sama dari WiFi sehingga menyebabkan WiFi lemot, umumnya karena ada batasan kecepatan internet maksimal pengguna yang mampu diberikan oleh router WiFi.

Kamu mungkin mengalami masalah buffering saat menonton TV jika anak-anak bermain game online. Menggabungkan streaming game dan film dengan sejumlah perangkat, mulai dari perangkat Google Home hingga bel pintu, telepon, komputer, dan tablet--sinyal WiFi menjadi terlalu padat. Hal ini akan membuat internet makin lemot.

Jika kamu tidak mendapatkan kecepatan yang kamu butuhkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan WiFi di rumah dan menjaga semua perangkat berjalan tanpa buffering.

• Pertama, bukan tidak mungkin masalah terletak pada router WiFi kamu, melainkan pada modem dan penyedia internet.
• Cek dahulu dengan menggunakan internet di komputer dan melewati router WiFi. Sambungkan komputer ke modem langsung menggunakan kabel Ethernet, kemudian buka situs speedtest.net.
• Periksa apakah kecepatannya sesuai dengan yang tercantum dalam tagihan internet kamu. Jika kecepatannya lebih lambat, hubungi penyedia internet dan minta mereka untuk memeriksanya.
• Letakkan router WiFi kamu sejauh mungkin di tengah rumah dan jauh dari peralatan lain yang bisa menyebabkan interferensi.
• Selanjutnya, periksa sinyal WiFi dari router dengan menghubungkan WiFi di ponsel dan jalankan tes kecepatan lagi. Lakukan ini di beberapa ruangan dalam rumah.

Jika tes menunjukkan kecepatan yang jauh lebih lambat, maka router mungkin menjadi penyebabnya.

Ya, teknologi WiFi telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, jadi jika kamu masih menggunakan router yang berusia 5 tahun atau lebih, kamu mungkin perlu meng-upgrade ke router WiFi 6 untuk kecepatan yang lebih tinggi.

Jika kamu masih perlu melakukan beberapa langkah, unduh aplikasi khusus untuk router. Kamu bisa melihat semua perangkat yang terhubung dan membagikan sinyalnya. Atau masuk ke layanan provider internet dengan mengetikkan "192.168.1.1" pada browser.

Kamu mungkin akan melihat 20 perangkat online dan 50 lainnya yang akan terhubung saat diaktifkan, seperti sistem game, perangkat streaming, komputer, dan telepon.

Kebanyakan aplikasi router memungkinkan kamu memberikan prioritas lebih tinggi pada beberapa perangkat sementara semua koneksi lain membagi sisa sinyal.

Pastikan router kamu memiliki perangkat lunak terbaru, bukan hanya untuk kecepatan, tetapi juga pembaruan keamanan secara teratur. Disarankan untuk mengaktifkan pembaruan firmware otomatis.

Kamu juga sebaiknya me-restart router setiap beberapa bulan, paling tidak. Jika kamu masih mengalami buffering atau pemberitahuan koneksi buruk saat menonton TV, kamu mungkin perlu memasang jaringan mesh router.

Kamu dapat meletakkan beberapa router ini di berbagai area rumah dan mereka akan meningkatkan sinyal di berbagai ruangan. Atau, kamu bisa menggunakan WiFi extender yang dicolokkan ke soket listrik dan terhubung dengan router utama untuk memperluas jangkauan sinyal.

Perlu dicatat, ada kesalahan umum yang sering dilakukan orang dengan WiFi extender. Mereka meletakkannya di ruangan di mana mereka ingin meningkatkan sinyal.

Sebaiknya, letakkan extender di tengah-tengah antara router dan ruangan yang membutuhkan sinyal WiFi yang lebih cepat.

Jika TV di kamar tidur tidak mendapatkan sinyal yang cukup cepat untuk streaming Netflix, kamu mungkin akan melihat perbedaan ketika kamu menghubungkannya ke sinyal extender.

Kini, akses internet semakin tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari, dan penggunaan WiFi di tempat umum telah menjadi pemandangan yang umum.

Teknologi ini telah membawa perubahan besar dalam cara kita terhubung dengan dunia digital. Dari pusat perbelanjaan hingga kafe, bandara, dan taman kota, jaringan WiFi telah menjelma menjadi layanan esensial bagi banyak orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak tempat umum yang menyediakan akses WiFi gratis untuk pengunjungnya. Hal ini tentu memungkinkan pengguna tetap terhubung dengan internet tanpa harus menggunakan data seluler mereka.

Keuntungan utama dari penggunaan WiFi di tempat umum adalah meningkatkan kenyamanan dan produktivitas. Pengunjung dapat dengan mudah menjalankan tugas-tugas online, menjawab email, atau bahkan mengakses konten hiburan tanpa khawatir kuota data terkuras.

Namun, penggunaan WiFi di tempat umum juga menimbulkan beberapa pertimbangan keamanan. Dalam lingkungan yang padat, seperti kafe yang ramai atau bandara yang sibuk, risiko kebocoran data pribadi bisa meningkat.

Para ahli keamanan siber mengingatkan bahwa penggunaan jaringan WiFi publik dapat membuat perangkat rentan terhadap serangan siber, seperti pencurian informasi pribadi atau malware. 

Dikutip dari TheHackerNews, Sabtu (26/08/2023), menurut Forbes Advisor, sebagian besar orang (56%) terhubung ke jaringan WiFi umum yang tidak memerlukan kata sandi, sehingga aksesnya terasa lebih mudah. 

Namun ada harga yanng harus dibayar dengan kemudahan tersebut, seperti banyak yang tidak menyadari penyerang dapat mencuri rincian kartu, kata sandi, dan informasi sensitif lainnya apabila pengguna tidak berhati-hati.

Oleh sebab itu, Tekno Liputan6.com merangkum tentang ancaman kejahatan siber ketika menggunakan WiFi umum termasuk cara mengatasinya. Simak pembahasannya berikut ini. 

1. Serangan Man-in-the-Middle (MITM)

Ini adalah salah satu ancaman paling umum di WiFi umum. Dalam serangan MITM, peretas secara diam-diam menyadap dan mungkin mengubah komunikasi antara dua pihak.

Pengguna percaya mereka berkomunikasi langsung dengan situs web, server email, atau pengguna lain, tetapi peretas meneruskan informasi tersebut, menangkap data sensitif dalam prosesnya.

2. Penyadapan

Jaringan WiFi umum, terutama yang tidak memiliki enkripsi (seperti WPA2), memungkinkan peretas "mendengarkan" data yang ditransmisikan melalui jaringan.

Alat seperti analisis paket dapat menangkap lalu lintas yang tidak terenkripsi, memudahkan peretas mengambil informasi sensitif.

3. Hotspot Palsu

Peretas mengatur jaringan WiFi palsu, seringkali dengan nama mirip jaringan sah (misalnya, "CoffeeShopFreeWiFi" daripada "CoffeeShop_WiFi").

Pengguna yang tidak curiga terhubung ke hotspot palsu ini, dan peretas dapat memantau semua lalu lintas, menangkap data sensitif yang ditransmisikan.

4. Jaringan Honeypot

Mirip dengan hotspot palsu, ini adalah jaringan berbahaya yang dibuat untuk memancing pengguna. Begitu terhubung, peretas dapat menyebarkan malware atau mencoba mengeksploitasi kerentanannya pada perangkat pengguna.

5. Spoofing

Dalam serangan spoofing, peretas menyamar sebagai perangkat lain dalam jaringan, mengalihkan lalu lintas melalui perangkat mereka. Ini memungkinkan mereka untuk menangkap dan memanipulasi data.