Forum Internet Dunia IGF 2013 Resmi Dibuka

Dalam sambutannya Tifatul mengungkapkan rasa bangganya bahwa Indonesia bisa dipercaya menjadi tuan rumah (host) IGF 2013.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 22 Okt 2013, 18:20 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2013, 18:20 WIB
icg-131022b.jpg

Liputan6.com, Bali - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring hari ini secara resmi membuka acara Forum Internet Dunia atau Internet Governance Forum (IGF) 2013. Pagi harinya sebelum acara pembukaan digelar, juga sudah dilakukan diskusi-diskusi secara paralel. Sedangkan sehari sebelumnya sudah digelar pertemuan High Level Leaders Meeting pada 21 Oktober 2013.

Bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center, dalam sambutannya Tifatul mengungkapkan rasa bangganya bahwa Indonesia bisa dipercaya menjadi tuan rumah (host) IGF 2013. 

"Merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah IGF 2013, terima kasih kepada PBB, para perwakilan internasional dan juga tim IGF Indonesia yang sudah melakukan persiapan acara ini," kata Tifatul di acara pembukaan IGF 2013, Selasa sore (22/10/2013).

IGF yang rutin dilakukan setiap tahun menunjukkan bahwa dialog dan kerjasama antar multi-stakeholder sangat diperlukan untuk mewujudkan tata kelola internet yang lebih baik.

IGF tahun ini dihadiri oleh 2.278 partisipan dari 109 negara, yang terdiri dari pemerintah, organisasi non pemerintah, civil society organization, media, private sector hingga komunitas teknologi.

Pada forum diskusi IGF kali ini Indonesia mengusulkan pentingnya etika siber (cyber ethics) dalam berinternet untuk melengkapi aturan dan undang-undang yang ada.

"Kita berharap ada etika siber di internet, ini berbeda dengan regulasi ya. Kalau regulasi kan soal boleh atau tidak, sedangkan etika soal pantas atau tidak sehingga tidak ada sanksi. Tapi semua merasakan bahwa etika siber penting dan diperlukan dalam internet," ujar Tifatul yang ditemui secara terpisah di lokasi yang sama.

Output yang didapat dari IGF 2013 kemungkinan tidak bisa dilihat secara nyata dalam waktu dekat. Yang paling terasa manfaatnya secara langsung adalah dari sisi ekonomi. Digelarnya IGF di Indonesia berarti akan menambah pemasukan bagi Indonesia karena banyak orang yang datang ke Bali, menginap di hotel, memanfaatkan transportasi, makan, hingga berbelanja.

Selain itu, acara ini disorot secara internasional. Mayoritas pengelola internet dunia berkumpul di acara ini. Secara tidak langsung, Indonesia mendapatkan kepercayaan (trust).

"Ini kepercayaan bagi Indonesia, event internasional berturut-turut dilakukan. Setelah APEC kini IGF, dan bulan Desember ada WWTO. Ini menunjukkan negara-negara lain percaya kepada Indonesia," tutur Tifatul.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya