Liputan6.com, Jakarta - Maraknya isu penculikan anak belakangan ini mendapat perhatian khusus dari polisi. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, isu tersebut hanya hoax atau kabar bohong.
Namun faktanya, seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (24/3/2017), keresahan tetap saja dialami oleh para orangtua di sejumlah daerah.
Baca Juga
Di Padang misalnya, suasana di salah satu sekolah kini dipenuhi oleh para orangtua. Mereka terpengaruh informasi di media sosial hingga mengkhususkan menunggu putra putrinya hingga pelajaran usai.
Advertisement
Sebelumnya, mereka hanya mengantarkan dan menjemput saja. Padahal, dalam catatan SCTV, sepanjang tahun 2017 belum pernah terjadi kasus penculikan anak di Kota Padang.
Menurut Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto, masyarakat tidak perlu berlebihan atau paranoid dalam menyikapi isu penculikan anak.
"Kita harapkan ke depan boleh waspada tapi jangan paranoid atau jangan berlebihan. Kalau sudah jadi korban, ada orang terluka apalagi sampai meninggal dunia, nanti yang melakukan bisa kena pidana," kata Rikwanto.
Apa yang dikhawatirkan Rikwanto sebenarnya sudah terjadi. Di Ngawi, Jawa Timur, wanita paruh baya penderita gangguan jiwa menjadi korban main hakim sendiri karena dituduh penculik anak.
Sementara itu, fenomena isu penculikan anak juga ditanggapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menilai isu penculikan anak yang tengah berkembang adalah melalui dunia maya.
"Yang perlu diwaspadai adalah modus-modus baru yang mereka seolah-olah bukan penculikan tapi itu ujungnya penculikan dan perdagangan orang," ujar Komisioner KPAI Erlinda.
KPAI juga mengimbau para orangtua untuk lebih bijak memperhatikan penggunaan gadget pada anak. Selain itu, orangtua juga diharap lebih waspada terhadap anak mereka.
Saksikan pernyataan polisi soal isu penculikan anak berikut ini.