Hanifan Yudani Kusumah, Sosok Pesilat yang Mampu Memberi Simbol Penyatuan

Hanifan Yudani Kusumah mempertegas dominasi Indonesia di cabor pencak silat Asian Games 2018.

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 30 Agu 2018, 08:50 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2018, 08:50 WIB
Garuda Kita Asian Games Hanifan Yudani Kusumah
Garuda Kita Asian Games Hanifan Yudani Kusumah (Bola.com/Grafis: Adreanus Titus /Foto: Merdeka.com/Imam Buhori)

Jakarta - Hanifan Yudani Kusumah mereaih medali emas, pesilat putra Indonesia yang turun di Asian Games 2018. Namun, satu hal yang mengharukan dari Hanifan adalah bagaimana pesilat asal Jawa Barat itu memanfaatkan momen keberhasilannya untuk menyatukan Indonesia lewat pelukan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Hanifan yang sempat mendapat pengurangan poin karena pelanggaran menendang terlalu tinggi, akhirnya berhasil meraih medali emas. Kemenangan tipis 3-2 atas Nguyen Thai Lihn memastikan medali emas kembali jatuh ke pangkuan Indonesia.

Kemenangan Hanifan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang berdampingan bersama Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, menjadi momen yang luar biasa bagi sang atlet. Pesilat muda berusia 20 tahun itu pun menciptakan momen yang menjadi viral ke seluruh Indonesia dalam sesaat.

Momen itu adalah ketika Hanifan berinisiatif untuk mengajak Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto berpelukan bersama. Momen yang kemudian disambut tepuk tangan meriah dari para pendukung Indonesia yang memadati Padepokan Pencak Silat.

Sejenak momen yang diciptakan oleh Hanifan itu pun menjadi ramai di media sosial. Semua orang memuji momen tersebut sebagai sebuah bentuk dari persatuan Indonesia, mengingat banyak perdebatan yang menjadi debat kusir di masyarakat Indonesia, terutama karena kedua sosok negarawan itu akan bersaing dalam Pemilihan Presiden 2019.

 

"Biar masyarakat Indonesia mengetahui bahwa Jokowi dan Prabowo tidak ada masalah apa pun, hanya itu alasan saya. Sebagai insan silat Indonesia, ini adalah silaturahmi, jadi kita harus sama-sama menjaga hati. Kita ini satu bangsa dan satu negara, jangan terpecah hanya karena hal yang tidak penting," ujar Hanifan.

 

Hanifan pun mengundang pujian di linimasa media sosial. Banyak yang menyebutnya sebagai pahlawan yang tak hanya mendapatkan medali emas Asian Games 2018, tetapi juga mendapatkan emas persatuan Indonesia.

Hanifan mengaku apa yang dilakukannya itu adalah sebuah spontanitas karena mengagumi kedua tokoh negara tersebut. Bahkan ketika mengetahui keduanya hadir langsung di arena pencak silat, atlet berusia 20 tahun itu berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak kalah dalam pertandingan.

"Perbuatan itu spontan saja. Saya merasa kita semua harus menjunjung sportivitas, jangan sampai ada yang terpecah belah. Jokowi dan Prabowo sama-sama orang yang hebat," tegas peraih emas Asian Games 2018 tersebut.

Medali Emas buat Kekasih

Keakraban Jokowi - Prabowo Saat Kalungkan Medali Silat Asian Games 2018
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto usai mengalungkan medali kepada atlet di final pencak silat Asian Games 2018, Jakarta Jakarta, Rabu (29/8). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Tak banyak yang mengetahui keberhasilan Hanifan meraih emas didahului oleh sukses sang kekasih meraih prestasi yang sama. Pipiet Karmila, pesilat putri yang memastikan emas untuk Indonesia tepat sebelum Hanifan meraih medali emas, merupakan sang kekasih.

Setelah memastikan meraih emas di nomor tarung putri, Pipiet mengaku sangat berdebar ketika Hanifan bertanding. Sikap saling dukung di antara keduanya membuat Pipiet merasa belum tenang hingga Hanifan menyelesaikan pertandingannya.

"Aduh saya merasa deg-degan sekali karena kami memang saling mendukung, terutama karena ini pertandingan ini merupakan final. Kami sama-sama tidak bisa tidur pada malam sebelum pertandingan karena gelisah," kisah Pipiet.

"Hanya saja saya percaya Hanifan mampu mengatasi dirinya sendiri di gelanggang pertarungan. Hanifan sempat dipotong lima poin, tapi dikeluarkan semangat juangnya saat Pak Jokowi datang. Mungkin itu menjadi semangat baginya untuk memperlihatkan kemampuannya ke Presiden, jadi pasti bangga," lanjut pesilat putri berusia 23 tahun itu.

Saling dukung memang menjadi pemanis bagi Pipiet dan Hanifan di arena pertandingan. Rasa saling percaya pasangannya bisa meraih hasil terbaik menjadi dasar untuk saling mendukung.

"Kami berpasangan dan kami membuktikan kepada mereka yang mencela. Kami walau berpasangan tak merasa terganggu, justru termotivasi untuk bisa meraih kemenangan," ujar Pipiet.

Sumber: Bola.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya